Berkah Sampah Pemuda Pacitan ini Bisa Kuliah

SP - Rabu, 13 November 2019 15:39 WIB
Doni Wijanarko, dengan sampah bisa kuliah undefined

Doni Wijanarko, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan, sangat layak mendapatkan kepercayaan sebagai Duta Lalu Lintas. Pasalnya, beberapa waktu lalu ia berhasil melakukan inovasi helm. Inovasi yang dilakukannya bersama pembimbing dari POLRES Pacitan adalah dengan memberikan sensor di atas kepala, helm mendenging bila dipakai dan baru berhenti mendenging apabila telah diklik penguncinya. Inovasi tersebut dilakukan untuk menjamin keselamatan pengendara motor, sehingga diberi nama Ki Slamet, yang kabarnya akan segera dipatenkan.

“Diharapkan dengan helm inovasi tersebut bisa menjadi pengingat pengguna kendaraan bermotor untuk selalu mengunci helmya, sehingga mengurangi resiko ketika terjadi kecelakaan. Harapannya, helm tersebut bisa menjadi salah satu helm standar nasional dan semoga pemerintah daerah bisa membantu mematenkannya”, ucap Doni Wijanarko.

Mestinya tidak hanya itu saja, Doni seharusnya juga mendapatkan penghargaan sebagai pemuda peduli lingkungan karena setiap hari sesudah Shalat Subuh di Masjid, Doni dengan sigap mengambil gerobak sampahnya, mendorongnya menuju satu rumah ke rumah yang lain, mengambil sampah rumah tangga dan kemudian di awanya menuju tempat pembuangan sampah. Tak hanya itu, Doni pun masih harus memilah sampah plastik, dikumpulkannya untuk dijual ke pengepul sampah.

“Aktifitas mengambil sampah dari rumah-rumah warga, saya lakukan sejak ayah mengalami kecelakaan, jatuh dari atap dan harus beristirahat sampai enam bulan. Sejak saat itu sampai sekarang aktifitas itu menjadi rutinitas setiap pagi. Pelanggan saya Alhamdulillah banyak, jadi tidak cukup sekali saya mengambil dan membuang. Setelah itu saya ke deret pelanggan yang lain untuk mengambil dan membuang sampah pelanggan ke pembuangan sampah lagi”, kata Doni Wijanarko yang tinggal di Dusun Gemulung Desa Tanjungsari Pacitan.

Doni Wijanarko tinggal berdua bersama kakeknya, Purwoko, yang selalu dipanggilnya dengan sebutan ayah. Doni dan ayah (sebutan untuk kakeknya) tinggal di rumah yang sangat sederhana di samping KUD (Koperasi Unit Desa) Tanjungsari. “Saya dan ayah diberikan kesempatan untuk tinggal di sini, di tanah ini. Saya sangat bersyukur bisa punya tempat tinggal walaupun tanah ini bukan milik kami dan rumah kami sangat sangat sederhana”, ujarnya.

“Alhamdulillah dari kegiatan mengambil sampah rumah tangga ini saya bisa menabung untuk biaya kuliah saya. Saya juga berterima kasih pada STKIP yang telah mengupayakan Beasiswa Prestasi Akademi (PPA) dari Pemerintah sehingga sangat meringankan beban keluarga kami”. Bagi saya semua pekerjaan yang halal tidak perlu malu, asal kita mau berusaha dan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa, pasti ada jalan”, kata Doni Wijanarko kepada halopacitan (7/11/2019).

Disela-sela kesibukannya sebagai pengambil sampah dan kuliah, anak muda ini juga aktif berorganisasi. Selain sebagai Wakil Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) SKIP PGRI Pacitan, anggota Insan GENRE (Generasi Berencana) BKKBN Pacitan juga aktif dikegiatan sosial Proyek Anak Sekolah Pantai.

“Kegiatan Proyek Anak Sekolah Pantai ini sudah lama saya ikuti, dari mulai sebagai volunteer (relawan) dan sampai saat ini di posisi intern (magang). Kalau sebagai volunteer, saya sebagai pengajar, materinya lebih tentang seputar lingkungan hidup dengan penyampaian materi bilingual (bahasa Indonesia-Inggris), sedangkan sebagai intern (magang) lebih kepada administrasi dan penyiapan bahan ajar. Kegiatan tersebut murni sosial, disitulah saya merasa bahagia karena selain sebagai wadah melatih kemampuan bahasa Inggris saya, makna peduli dan berbagi pengetahuan saya temukan” ungkap Doni Wijanarko.

Berkat kegigihan dan keuletannya, anak muda ini mampu meraih berbagai prestasi. Duta GENRE mewakili Kabupaten Pacitan ke Propinsi Tahun 2018, Perwakilan Jawa Timur dalam Jambore Kreatifitas Nasional di Bandung Tahun 2016 dan Duta Lalu Lintas Tahun 2019.

Bagikan

RELATED NEWS