Halopacitan, Pacitan &ndash; Musim baratan ditandai dengan gelombang laut yang cukup tinggi hingga membahayakan nelayan. Namun Waluyo (55), salah satu nelayan di Pacitan memilih untuk menantang risiko dengan tetap mencari ikan. Selain itu melonjaknya harga ikan dipasaran, merupakan peluang untuknya medapat keuntungan lebih.
&ldquo;Tetap berangkat, ini kan masih awal baratan jadi ombaknya belum terlalu tinggi. Saat ini harga ikan lagi bagus jadi sayang kalau enggak melaut,&rdquo; ucapnya saat di temui Halopacitan, Selasa (20/11/2018).
Selain lebih berhati-hati saat melaut, nelayan juga membatasi jarak maksimal dari pantai, yaitu sekitar 100 mil. &nbsp;Karena di luar radius tersebut potensi terjadinya badai akan tinggi. &ldquo;Kalau musim seperti ini biasanya jarak terjauh dari pantai 100 mil. Buat jaga-jaga saja, biasanya kalau lebih dari itu kemungkinan ada badai,&rdquo; tambahnya.
Bibit (60) nelayan lainnya mengatakan melaut di musim baratan memang harus benar-benar hati-hati. &ldquo;Biasanya disini cerah, sesampainya di sana [tengah laut] gelap ada awan badai, itulah yang kami khawatirkan, cuacanya cepat berubah jadi hujan lebat,&rdquo; Katanya.
Jika sudah bertemu awan badai, tidak ada pilihan lain kecuali kembali ke pantai. "Kalau ketemu awan badai langsung saja balik lagi, kalau enggak sama aja setor nyawa,&rdquo; pungkasnya.

Nelayan di Teluk Pacitan tetap melaut meski cuaca sedang tidak bersahabat

Cuaca Tak Bersahabat, Sebagian Nelayan Pacitan Nekat Melaut

Cuaca yang tidak begitu bersahabat saat musim baratan memaksa sebagian nelayan menambatkan kapalnya, tetapi sebagian yang lain tetap nekat melaut karena harga ikan sedang cukup baik.