Kekhawatiran Pak Suham, Tukang Cukur Ditengah Pandemi

SP - Kamis, 02 Juli 2020 04:55 WIB
Suham, Tukang Cukur Yang Berjuang di Tengah Pandemi COVID-19 undefined

Dampak pandemi COVID-19 juga dirasakan oleh para penyedia jasa pangkas rambut. Pelaku usaha potong rambut di tengah pandemi, kadang merasa dilematis satu sisi mereka mengkhawatirkan kesehatannya di sisi lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Seperti yang dirasakan oleh Pak Suham tukang potong rambut yang beralamat di Krajan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan, dan membuka usaha jasa potong rambut di Jl. KA. Buwono Keling, Sirnoboyo.

“Ya kawatir mas adanya COVID-19 ini, tapi ya gimana lagi ini tetap buka soalnya satu-satunya pekerjaan saya potong rambut”, ungkap Suham kepada Halopacitan (01/7/2020)

“Pas rawan-rawannya saya pernah tutup sampai lima hari mas, tapi setelah di rumah tidak ada penghasilan lain, takut tidak takut ya akhirnya buka lagi”, imbuh bapak dua anak ini.

Hal tersebut memang wajar dirasakan oleh tukang pangkas rambut disaat pandemi COVID-19, karena disebabkan pekerjaan tersebut dilakukan dengan cara kontak langsung dengan para konsumennya. Untuk menyikapi hal tersebut Pak Suham berusaha sebisa mungkin melindungi diri dengan cara memakai masker saat memotong rambut pelanggannya.

Belum lagi COVID-19 juga berpengaruh dengan menurunnya pelanggan yang datang sehingga mempengaruhi perekonomian yang mengkhawatirkan keluarga.

Suham juga menjelaskan “Buka mulai pukul 09.00 sampai pukul 21.00 tiap hari, biasanya banyak pelanggan, sejak ada COVID-19 para pelanggan mulai berkurang bahkan pernah satu hari tidak dapat pelanggan, padahal sebelumnya satu hari pernah dapat Rp.70.000,00.” ujar bapak 44 tahun ini.

Suham sendiri sebelumnya pernah membuka potong rambut di kota Surabaya saat lulus sekolah, namun pada empat tahun silam ia berpindah ikut istrinya Miftahul Janah ke Pacitan. Usahanya yang dilakukan memang termasuk baru di Pacitan sehingga perlu menyesuaikan dalam mencari pelanggan, terlebih dengan adanya COVID-19 pengaruhnya sangat dirasakan. Suham juga mengatakan bahwa istrinya sebenarnya pernah bekerja tetapi sejak tiga bulan lalu Miftakul janah diberhentikan dari pekerjaanya.

“Ini satu-satunya usaha kami, mudah-mudahan kondisi ini segera pulih kembali normal, semua keluarga terhindar dari wabah ini“. pungkas suham penuh harap.

Bagikan

RELATED NEWS