Keluh Kesah Warga Pacitan di Perantauan Hadapi COVID-19

SP - Sabtu, 04 April 2020 02:37 WIB
Ilustri Para Perantau di tengah COVID-19 undefined

Jenuh, satu kata yang menggambarkan perasaan Dwi Wahyu Saputra (26), warga Pacitan yang saat ini menjadi perantau sekaligus kuliah di Daerah Istimewa Yogyakarta sebab Ia tidak bisa menjalan aktivitas normal seperti biasanya.

Pria yang sehari-hari berkerja di salah satu perusahan perencanaan kontruksi ini mengaku tetap ikhlas walaupun harus bekerja d dirumah karena adanya kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Intinya saya di Jogja jenuh, karena gak bisa beraktivitas normal seperti biasa, kuliah juga diliburkan sedangkan kerjaan juga harus kita selesaikan dirumah" kata Dwi saat dihubungi halopacitan, Jumat (03/04/2020).

Pria yang sedang menempuh study Pascasarjana di salah satu perguruan tinggi swasta Yogyakarta ini juga menambahkan bahwa bekerja ataupun belajar di rumah sebenarnya dirasa kurang efektif, tapi mau tidak mau karena kondisinya seperti ini Ia harus tetap mengikuti kebijakan pemerintah tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Dwi, Agus Suryadi seorang perantau asal pacitan yang saat ini bekerja di Pabrik Sritex Sukoharjo juga mengaku was-was dan kawatir dengan adanya COVID-19 ini. Agus tidak bisa terlepas dari kekhawatiran kepada orangtuanya di kampung halaman sebab saat ini Ia juga tidak bisa mudik dengan ada larangan mudik dari pemerintah..

"Saya di sini was-was mas, khawatir dengan kondisi orangtua di rumah, karena ada larangan mudik jadi saya tidak bisa memastikan" ujarnya saat dihubungi via WhatsApp.

Agus juga menambahkan bahwa dengan adanya kebijakan larangan mudik bagi perantau, membuat dirinya merasa bingung dan sedikit kesal sebab bisa dibayangkan bagaimana nasib para perantau jika COVID-19 terus berlanjut, bisa saja perusahaan akan meliburkan karyawannya, lantas bagaimana kita mau mencukupi kebutuhan hidup di perantauan?

Dengan adanya kemungkinan buruk seperti itu Dia berharap pemerintah memikirkan kebijakan baru agar para perantau yang sehat dibuktikan dengan hasil tes kesehatan yang akurat dapat dijinkan untuk mudik dan berkumpul lagi dengan keluarganya.

“Kondisi seperti ini sangat menyiksa mas, kami harus bagaimana jika perusahaan tutup, kita tidak mungkin bisa hidup disini, harapannya ya pemerintah harus membuat kebijakan baru perantau itu boleh mudik asal benar-benar sehat dan negatif corona atau COVID-19 setelah di tes” Harapnya.

Bagikan

RELATED NEWS