Halopacitan, Tulakan --Bak-bak penampungan sampah berwarna kuning dan biru tampak berjejer di depan TPS 3R Pasar Minulyo Baleharjo. Beberapa petugas menyapu sampah yang tercecer di sekitarnya. Tumpukan daun terkumpul di satu titik. Terlihat sampah plastik berada di antara tumpukan tersebut.
"Sampah-sampah yang masuk ke sini tidak terpilah, jadi kita harus bekerja dua kali," keluh Surawan, petugas lapangan di TPS 3R Pasar Minulyo Baleharjo.
Selain sampah pasar, TPS 3R Pasar Minulyo Baleharjo ini rupanya juga menerima sampah rumah tangga dari beberapa RT di Kelurahan Ploso dan Kelurahan Baleharjo, serta sampah dari taman dan jalan raya di dalam kota. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di tempat ini yaitu pemilihan sampah dan pengomposan sampah organik.
TPS 3R sendiri adalah tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Di TPS 3R Pasar Minulyo Baleharjo, dipilah sampah anorganik yang laku dijual. Sedangkan sampah organiknya dikomposkan di sebuah rumah kompos di lokasi yang sama.
Rumah kompos dilengkapi dengan mesin pencacah sampah organik dan sebuah mesin pengayak. "Sampah anorganik seperti plastik sering membelit mesin pencacah kita," Surawan menambahkan.
Pemerintah sebenarnya sudah mewajibkan setiap orang untuk menangani sampah rumah tangga yang dihasilkannya. Yaitu melalui UU No.18/ 2008 dan Perda No. 1/ 2011, keduanya tentang Pengelolaan Sampah. Namun, Surawan menilai bahwa kesadaran masyarakat untuk itu masih sangat kurang.
"Waktu kerja kami paling banyak untuk memilah sampah, jadi tidak efisien," pungkas petugas asal Kecamatan Tulakan ini. (Anita Bidaryati)

Kesadaran Masyakat Minim, Tempat Sampah 3R Pasar Minulyo Kurang Efisien

Pengelolaan sampah di Pasar Minulyo Kelurahan Baleharjo Kecamatan Pacitan terjamin dengan adanya tempat penampungan sementara dengan sistem reduce, reuse, recycle (TPS 3R) yang ada di kawasan tersebut. Namun demikian, petugas masih mengeluhkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.