Melukis Pacitan, Menyerap Energi Paradise of Java

AZ - Jumat, 12 Juli 2019 07:00 WIB
Imam Mukhlis saat melukis alam Pacitan undefined

Halopacitan, Pacitan—Bagi pelukis Imam Mukhlis, alam Pacitan memiliki eksotisme tersendiri. Tak jemu-jemu dia menggoreskan kuas dalam kanvasnya untuk menggambarkan keindahan bentang alam di bumi seribu satu goa tersebut.

Pelukis kelahiran Lamongan 22 Juni 1976 tersebut memang dikenal sebagai pelukis alam. Setiap sudut alam yang unik selalu dia abadikan dalam karyanya. Lebih dari 2.000 lukisan telah dia lahirkan dengan sebagian besar melukiskan keindahan alam.

“Pemandangan alam Pacitan lebih natural. Contohnya klayar adalah paradise of java,” kata Imam saat berbincang dengan Halopacitan di Pranoto Studio Jumat (12/07/2019). Suara debur ombak dan hembusan angin tak henti-hentinya menemani pembicaraan tersebut.

Sayangnya, menurut dia, pelukis Pacitan belum banyak yang mengeksplore keindahan alam wilayah tersebut.”Seniman Pacitan belum begitu bisa mengeksplor alam untuk dilukis. Padahal alam Pacitan luar biasa indahnya. Sayang untuk tidak dieksplor,” tambah pria single tersebut.

Lelaki ramah tersebut mengaku melukis alam sebagai sebuah pilihan di jalur seninya. Menurutnya melukis keindahan alam sebagai sebuah cara untuk bersyukur kepada Tuhan. Dengan karyanya, dia juga mengaku bisa menyatu dan merasakan energi positif dari keindahan ciptaan Tuhan tersebut.

“Ketika proses kita bisa melihat dan merasakan kesejukan alam dan nantinya akan membawa nyawa alam masuk ke kita hingga bisa menyerap energi alam,” tutur seniman yang kini tinggal di Surabaya tersebut.

Mulai melukis sejak duduk di bangku SMP, pria berpenampilan santai tersebut mengatakan belajar dengan ototidak.

“Dari smp sudah menggeluti melukis dengan otodidak. Awalnya melukis dengan tepung trigu dan sering ikut Pak Pranoto [seniman lukis] ke Bali,” kenangnya.

Bertahun-tahun dia berproses dalam karyanya. Suka duka dia jalani untuk melahirkan setiap karya. Hingga kini, sekitar 1.000 lukisan telah dia ciptakan dengan rata-rata satu lukisan selesai dalam 1-2 jam.

“Pengalaman pahita kalau melukis itu ketika waktu berkarya tiba-tiba hujan turun,” katanya sambil tersenyum.

“Pemandangan yang paling berkesan adalah perbukitan sawah gunung sawah itu unik menjadi satu pemandangan yang menyatu,” lanjutnya.

Seniman yang sering ikut pameran di berbagai kota tersebut berharap alam Pacitan terus terjaga karena ini adalah anugerah terbesar dari Tuhan bagi warga daerah tersebut.

Dia juga berharap seniman lukis di wilayah ini terus berkembang. Mereka, menurut Imam harus keluar kandang dan berani mengadakan pameran keluar Pacitan untuk mengenalkan alam melalui lukisan.

Menurutnya perlu dukungan serius dari pemerintah yang menurutnya sampai saat ini belum maksimal. “Untuk luar Pacitan dukungan sudah ada baik dari pemerintah maupun media,” kata pria bergaya santun tersebut.

Bagikan

RELATED NEWS