Kebijakan&nbsp;lockdown&nbsp;diambil Malaysia&nbsp;demi mengurangi penyebaran COVID-19.&nbsp;Malaysia tengah mengalami kenaikan kasus positif COVID-19 secara nasional.&nbsp;Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menyatakan lockdown fase pertama berlaku pada 1-14 Juni.&nbsp;“Mempertimbangkan situasi terkini penularan COVID-19 di Malaysia dengan jumlah kasus harian yang melebihi 8.000 dan kasus aktif mencapai 70.000 kasus, keputusan&nbsp;lockdown&nbsp;ini harus ditempuh,” ujar dia, dalam keterangan resmi, seperti dilansir dari Trenasia.com Minggu (30/5/2021)&nbsp;Semua sektor perekonomian yang bersifat non-esensial harus tutup selama fase pertama&nbsp;lockdown.&nbsp;Hanya layanan penting kependudukan yang masih akan beroperasi.&nbsp;Varian baru COVID-19 B1617 dari India telah menyebar di beberapa wilayah di Malaysia sejak Minggu, 2 Mei 2021.&nbsp;&nbsp;Lonjakan kasus positif di Negeri Jiran bahkan telah melampaui India. Malaysia mealaporkan 205,1 kasus COVID-19 per 1 juta penduduk. Angka itu lebih tinggi ketimbang India yang sebesar 150,4 kasus COVID-19 per 1 penduduk.&nbsp;Muhyiddin Yassin mengakui kebijakan&nbsp;lockdown&nbsp;bakal berdampak hebat terhadap kondisi perekonomian Malaysia. Dirinya pun menyebut sulit bagi Malaysia untuk memulihkan kondisi perekonomiannya pada kuartal II-2021 bila kebijakan&nbsp;lockdown&nbsp;ini diterapkan.&nbsp;Untuk diketahui, Malaysia masih belum keluar dari resesi ekonomi pada kuartal I-2021. Kondisi itu terjadi lantaran Negeri Jiran masih mengalami kontraksi ekonomi 0,5%&nbsp;year on year (yoy)&nbsp;pada kuartal I-2021.&nbsp;Muhyiddin mengungkap potensi ekonomi yang hilang saat kebijakan&nbsp;lockdown&nbsp;diterapkan mencapai US$576 juta atau Rp8,24 triliun per hari (asumsi kurs Rp14.306 terhadap dolar Amerika Serikat).&nbsp;Selain itu, Muhyiddin menyebut&nbsp;lockdown&nbsp;ini semakin memperberat posisi keuangan negara.&nbsp;Dirinya menaksir dana 340 miliar ringgit Malaysia tidak akan cukup untuk menopang perekonomian masyarakat saat&nbsp;lockdown&nbsp;berlaku.&nbsp;“Kami membutuhkan lebih banyak uang. RM340 miliar tidak akan cukup karena dampaknya lebih buruk. Saya perlu menyisihkan setengah triliun ringgit, tapi apakah kita punya? ” kata Muhyiddin seperti dilansir&nbsp;CNA,&nbsp;Minggu, 30 Mei 2021.&nbsp;Pemerintah Malaysia membuka kemungkinan adanya&nbsp;lockdown&nbsp;fase kedua bila fase pertama sukses menekan laju penyebaran COVID-19.&nbsp;Lockdown&nbsp;fase kedua itu bisa menurunkan tingkat keterisian tempat tidur dan ruang perawatan (ICU) yang sudah sangat tinggi.&nbsp;Kendati demikian, pemerintah Malaysia bakal memberi kelonggaran bila&nbsp;lockdown&nbsp;fase kedua diimplementasikan. Sektor non-esensial, selama tidak menimbulkan kerumunan, bakal kembali diizinkan otoritas setempat.&nbsp;&nbsp;

3155d8db-9128-4dc6-b2e1-faacf57cddbd_169.jpeg

Kebijakanlockdowndiambil Malaysiademi mengurangi penyebaran COVID-19.Malaysia tengah mengalami kenaikan kasus positif COVID-19 secara na

Mulai 1 Juni, Malaysia Terapkan Lockdown