Myanmar Kembali Bergejolak, Para Penentang Kudeta Myanmar Kembali Turun ke Jalan

SP - Minggu, 21 Februari 2021 23:24 WIB
Unjuk rasa di Myanmar memprotes kudeta militer / Reuters undefined

Myanmar kembali bergejolak, setelah para penentang kudeta Myanmar turun ke jalan lagi. Seperti dilansir dari Trenasia.com Sabtu (20/2/2021) dari para penentang kudeta ini menuntut diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan lainnya. Mereka yang turun ke jalan adalah anggota etnis minoritas, penyair, dan pekerja transportasi.

Protes terhadap kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintah aktivis demokrasi veteran Suu Kyi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Dilansir dari Reuters, demonstran skeptis dengan janji militer untuk menggelar pemilu baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.

Para pekerja galangan kapal yang mogok saling berhadapan dengan polisi selama berjam-jam di kota kedua Myanmar, Mandalay. Beberapa pengunjuk rasa menembakkan ketapel ke arah polisi yang kemudian membalasnya dengan menembakkan gas air mata dan tembakan senjata. Tidak jelas mereka menggunakan amunisi aktif atau peluru karet.

Sementara itu, seorang dokter di tempat kejadian mengatakan kepada media bahwa setidaknya satu orang terluka karena peluru. Ambulans membawa pergi orang yang terluka tersebut. Polisi tidak bersedia memberikan komentarnya.

Pada kesempatan yang sama CGTN melaporkan, aksi demonstrasi di Mandalay pada Sabtu (20/2/2021) menyebabkan dua pengunjuk rasa terluka dan tiga lainnya ditangkap ketika polisi membubarkan pengunjuk rasa. Bentrokan terjadi di dekat galangan kapal di Mandalay. Sabtu pagi, sebuah kapal yang berangkat ke Kota Bhamo dicegat pengunjuk rasa.

Mya Thwate Thwate Khaing, seorang pengunjuk rasa wanita muda, dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (19/2/2021) setelah ditembak di kepala pada minggu lalu saat polisi membubarkan kerumunan di ibu kota, Naypyitaw. Ini merupakan kematian pertama di antara para demonstran anti-kudeta. Sementara, militer mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya.

Pada Sabtu, kaum muda di kota utama Yangon membawa karangan bunga dan meletakkannya saat upacara peringatan untuk Mya Thwate. Upacara serupa juga diadakan di Naypyitaw.

Bagikan

RELATED NEWS