Paket Obat Terapi COVID-19 Gratis Bagi Pasien Isoman

Rahmat Deny - Selasa, 13 Juli 2021 20:47 WIB
Ilustrasi: Obat undefined

Dalam rangka merespon lonjakan kasus COVID 19, pemerintah menyediakan 300 ribu paket obat terapi gratis untuk pasien COVID-19 dengan kategori OTG dan bergejala ringan yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Hal tersebut disampaikannya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers bersama, usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Rabu (12/07) lalu, melalui konferensi video.

“Presiden sudah memutuskan tadi, mulai Rabu minggu ini kita akan launching ada 300 ribu paket obat,” ujarnya.

Alokasi paket obat tersebut adalah Paket 1 untuk pasien OTG sebanyak 10 persen, Paket 2 untuk pasien bergejala demam dan hilang indra penciuman atau anosmia sebanyak 60 persen, dan Paket 3 untuk pasien bergejala demam dan batuk sebanyak 30 persen.

“Paket obat ini akan menjangkau hampir 210 ribu kasus aktif yang kita berikan. Dan ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Ini akan dibagikan oleh TNI bersama-sama elemen-elemen yang lain. Prosedurnya sudah disusun sehingga itu bisa jalan,” ujar Luhut.

Selain itu, pemerintah juga terus memastikan ketersediaan obat-obatan serta alat kesehatan untuk penanganan pasien COVID-19.

“Obat ini tadi hanya Remdesivir yang kurang dan Actemra. Jadi Remdesivir dan Actemra, dan sebentar lagi kami dengan Menteri Kesehatan akan bicara mengenai license untuk Actemra supaya kita bisa produksi dalam negeri. Saya kira ini semua berjalan,” ujar Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menje;laskan Terkait pemenuhan kebutuhan oksigen, pemerintah terus menata dan memperbaiki hal tersebut melalui kerja sama Kementerian Kesehatan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian BUMN. Pemerintah juga tengah dalam proses untuk mengimpor oksigen cair.

“Kami sudah proses impor 40 ribu ton oksigen likuid untuk kita gunakan ke depan ini. Kita berjaga-jaga walaupun sebenarnya kita tidak butuh sebanyak itu, tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika, perkembangan di Inggris, di mana trennya sekarang meningkat tajam, kita lebih bagus berjaga-jaga sehingga kita tidak caught by surprise,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan oksigen, imbuh Menko Marinves, pemerintah juga mempersiapkan untuk mengimpor oxygen concentrator dalam jumlah besar.

“Presiden sudah setuju kita akan impor oxygen concentrator itu 50 ribu tabung. Kita sekarang sudah punya mungkin beberapa ribu, mungkin dekat 10 ribu, dan itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus yang ringan,” ujarnya.

Dengan semua upaya penanganan yang telah dilakukan dibarengi dengan disiplin semua komponen masyarakat, Luhut berharap pandemi akan dapat segera dikendalikan.

“Jadi saya pikir dengan pelaksanaan vaksinasi, kemudian tadi PPKM berjalan secara bersamaan, dan kemudian obat, oksigen, kemudian juga tempat tidur, saya melihat dalam 4-5 hari ke depan kita situasinya akan membaik,” tandasnya.

Editor: SP

RELATED NEWS