Penulis Pacitan, Warnai Gerakan Literasi Nasional Bakorwil Madiun

SP - Rabu, 25 Desember 2019 04:13 WIB
Wakil Gubernur Jawa Timur Hadiri Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2019 se-Bakorwil Madiun undefined

Karya penulis-penulis asal Pacitan warnai Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dikemas dalam simposium GLN di pendopo Ronggo Djoemeno Madiun, Minggu (22/12/2019). Kegiatan tersebut bermaksud untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayah Mataraman Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut digelar 600 buku karya putra daerah se-Mataraman Jawa Timur yang meliputi penulis dari Kab. Magetan, Madiun, Pacitan, Ngawi dan Kota Madiun.

Simposium Gerakan Literasi Nasional (GLN) tersebut menghadirkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia yang diwakili Asisten Deputi PAUD, DIKNAS dan Pendidikan Masyarakat Kemenko PMK, Dr. Femmy Eka Kartika Putri, M.Si. Acara tersebut juga dihadiri, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, Wali Kota Madiun, H. Maidi, Bupati Magetan, Suprawoto, para penulis wilayah Mataraman serta para pegiat literasi dari lima kabupaten. Tak ketinggalan pula, dalam acara tersebut juga dihadiri istri wakil Gubernur Jawa Timur, Ibu Arumi Bachsin, yang sekaligus sebagai Bunda Baca Jawa Timur.

Semangat berliterasi masyarakat Jawa Timur tergolong baik. Dilansir dari radar.surabaya.jawapos.com, berdasarkan survei Indeks Minat Baca Jawa timur (Jatim) menunjukkan peningkatan.Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Jatim Abdul Hamid menuturkan, pada tahun 2016, indeks minat baca di Jatim sebesar 69,75 persen, kemudian 2017 meningkat menjadi 72 persen, dan pada 2018 menjadi 74,25 persen.

Emil Elistianto Dardak dalam sambutannya memberikan penguatan-penguatan bahwa literasi penting untuk menyiapkan generasi. Jangan sampai generasi muda terobsesi terhadap rasionalisme yang juga berdampak hilangnya nilai dasar kebudayaan dan keluhuran karakter manusia. Hal penting yang harus ada dalam diri generasi Indonesia adalah mempunyai ilmu pengetahuan yang dikombinasi dengan rasionalitas. Oleh karena itu, generasi muda harus mau membaca karena pendidikan tidak berhenti sampai wisuda. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat, kita harus bisa mencetak generasi yang bisa belajar sendiri. Di sinilah tolak ukurnya, bukan seberapa banyak yang diketahui siswa, melainkan seberapa terlatih dan tertempa mereka untuk dapat belajar sendiri agar ke depan proses kerangka berpikir dapat terus berkembang dalam pola pikiran mereka.

Menko PMK RI yang pada kesempatan GLN Bakorwil Madiun, yang diwakili oleh Asisten Deputi PAUD, DIKNAS dan Pendidikan Masyarakat menjelaskan kegiatan ini bagian dari program penguatan karakter yang resmi dilaksanakan sejak 2017. Gerakan ini hendaknya berkolaborasi dengan literasi sekolah, keluarga sehingga masyarakat dapat mengakses literasi dengan mudah.

“Mari kita galakkan literasi ini melalui beberapa kegiatan. Kompetensi literasi merupakan prasyarat dan pondasi yang dimiliki seseorang dalam memperlajari pengetahuan. Per Maret tahun ini jumlah KK di Indonesia 57.116.000,- yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar orang tua yang beli buku bacaan, karena literasi berawal dari keluarga,” ujarnya.

Bagikan

RELATED NEWS