Perempuan Pacitan Perlu Tahu, Ada Fenomena Queen Bee Syndrome

Rahmat Deny - Kamis, 23 Desember 2021 08:38 WIB
Wabiner Menjadi Ibu Tangguh dalam Rangka Hari Ibu 2021

Peringatan hari ibu diperingati oleh setiap keluarga, dinas, instansi dengan berbagai kegiatan menarik. Salah satu kegiatan yang digelar oleh mahasiswa Ikatan Bahasa dan Sastra Indonesia (IMASIND) adalah menggelar kegiatan wabiner dengan mengangkat tema Perempuan Penggerak Literasi dan Inspirasi Bagi Kemajuan Negeri, menghadirkan Dr. Sri Pamungkas, sebagai pembicara. Kegiatan yang digelar secara daring pada Rabu (22/12) tersebut menyedot perhatian peserta dari berbagai penjuru.

Dalam kesempatan tersebut Dr. Sri Pamungkas menyampaikan sharing berkaitan dengan Menjadi Ibu Hebat, Dimana Pun dan Kapan Pun. Bukan saja membedah tentang sosok ibu tetapi juga bagaimana sosok Ibu menjadi penguat literasi karena literasi merupakan salah satu kunci bagaimana generasi Indonesia sukses di masa yang akan datang.

“Sosok Ibu adalah perempuan yang Ia dikuatkan bahunya untuk menjaga sang buah hati. Dilembutkan hatinya untuk memberi rasa aman. Diteguhkan kepribadiannya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah. Ibu adalah cinta pertama kita selain ayah. Ibu hebat, ibu yang paham akan zaman yang sedang berkembang dan juga paham akan ciri generasi yang dihadapinya. Ibu hebat harus mempunyai THE POWER OF SPIRIT”, kata Pamungkas.

Lebih lanjut Pamungkas menyampaikan, “Tidaklah mudah menjadi perempuan. Terlebih dengan fenomena queen bee syndrome, dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% perundungan di tempat kerja dilakukan oleh perempuan, yang mereka memilih korbannya sesama perempuan dalam kisaran 90%”, tegas dosen STKIP PGRI Pacitan tersebut.

“ Itu baru perundungan yang dilakukan oleh sesama perempuan, belum lagi oleh laki-laki terhadap perempuan. Kekerasan verbal seringkali diterima perempuan. Terkadang apresiasi sangat sulit didapatkan tetapi yang sering didapat adalah deraan. Bahasa-bahasa kasar yang dilontarkan baik secara langsung maupun melalui media sejatinya membuat perempuan sakit. Di situlah perempuan memilih diam yang kemudian ada yang memutuskan untuk selesai sampai di situ dengan mencari makna baru di tempat yang lebih menghargai atau bertahan”, ungkap ouner Lembaga Karakter Anak DboecahS Pacitan tersebut pada halopacitan (22/12/2021).

“Semua ada masanya. Perempuan harus berdaya karena di tangan ibu-ibu hebat generasi hebat akan lahir. Ibu-ibu harus mempunyai virus mental yang baik oleh karenanya terus bekali diri dengan kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement), kebutuhan untuk memperluas pengalaman (need of affiliation), dan kebutuhan untuk menguasai sesuatu (need of power). Ingat, pesona perempuan bukan soal kesempurnaan tetapi dari pengaruh yang mereka berikan. Jangan pernah merendahkan perempuan karena IBU kalian adalah seorang perempuan”, kata Pamungkas, mengakhiri.

Editor: SP

RELATED NEWS