Cuaca panas dialami sejumlah daerah, termasuk Pacitan, dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi setidaknyadalam sepekan ke depan.
Panas tinggi terjadi karena posisi gerak semu matahari yang bergerak ke selatan. Selain itu, keringnya atmosfer di wilayah selatan Indonesia juga berperan dalam peningkatan suhu udara. Kondisi ini menghambat pertumbuhan awan yang berfungsi menghalangi sinar matahari dan turunnya hujan.
R Mulyono R Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya (22/10) mengatakan dari September hingga Desember 2019, matahari akan terus bergerak dari khatulistiwa menuju selatan.
Pergerakan ini menyebabkan radiasi yang diterima bumi di wilayah tersebut menjadi lebih banyak, sehingga berakibat pada tingginya suhu udara.
&ldquo;Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan, Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya,&rdquo; kata pernyataan itu sebagaimana dikutip Trenasia.co.
Hingga saat ini, wilayah dengan suhu terpanas adalah Makassar dengan 38 derajat Celcius.
Untuk menghadapi suhu tinggi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat agar aktivitas lancer. Seperti misalnya perbanyak minum air putih untuk menjaga hidrasi tubuh tetap terjaga.
Selanjutnya, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Terakhir, untuk selalu mengenakan sun screen secara berkala untuk meminimalisir risiko kanker kulit.
&nbsp;

Sepekan ke Depan, Cuaca Masih akan Panas

Cuaca panas dialami sejumlah daerah, termasuk Pacitan, dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi setidaknyadalam sepekan ke depan.