Studi Tiru Forum Puspa Kabupaten Pacitan ke Rumah Perempuan Kabupaten Trenggalek

SP - Rabu, 04 Desember 2019 15:43 WIB
Studi tiru Forum Pusoa Kabupaten Pacitan ke Rumah Perempuan Kabupaten Trenggalek undefined

Forum Puspa (Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak) Kabupaten Pacitan, kemarin, Selasa, 3 Desember 2019, melakukan studi tiru ke Rumah Perempuan Kabupaten Trenggalek. Dalam sambutanya, dr. Tri Hariadi Hendra Purwaka, selaku Kepala Dinas Pengendalian Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPKB &PPPA) Kabupaten Pacitan, yang sekaligus ketua romobongan mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Kabupaten Trenggalek sangat menginspirasi sehingga dari Forum Puspa Kabupaten Pacitan, Dinas PPKB &PPPA, Dinas Sosial dan Bapeda, ingin menimba ilmu agar pengarusutamaan gender, perlindungan anak dan kelompok rentan juga dapat dilakukan secara maksimal di Kabupaten Pacitan.

Rombongan Forum Puspa Kabupaten Pacitan di Rumah Perempuan Kabupaten Trenggalek diterima oleh Ibu Sekda Kabupaten Trenggalek. Dalam sambutannya mewakili Ibu Novita Hardini Mochamad, istri Bupati Trenggalek, disampaikan tentang hal-hal berkaitan dengan bagaimana Trenggalek berbuat untuk gender, anak dan kaum rentan. Semua tidak lepas dari dukungan Pemerintah Daerah yang konsen, mulai dari regulasi dan implementasinya, daya dukung CSR, kemauan masyarakatnya untuk berbenah dan sadar akan pentingnya pendampingan.

Dikutip dari surabaya.tribunnews.com, Bupati Trenggalek yang akrab disapa Mas Ipin menyampaikan bahwa perempuan harus didengar tidak hanya dilihat, artinya perempuan harus punya suara untuk menentukan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, pendapat perempuan harus didengar baik untuk penganggaran maupun arah pembangunan. Yang kedua, akademia perempuan, yang diisi oleh mentor-mentor yang arahnya adalah agar perempuan secara manajerial bagus, kurikulum yang sesuai dan perempuan mampu menginvestasikan usahanya. Yang tak kalah penting, dalam Rumah perempuan, yakni akses modal yang memadai dan Trenggalek bercita-cita mempunyai kamar dagang khusus perempuan.

“Rumah perempuan dimaksudkan sebagai tempat menyalurkan aspirasi perempuan, pusat atau layanan akademik dan vokasi perempuan, Kadin-nya perempuan, dan rumah sahabat perempuan. Sedangkan dalam implementasinya kami berpedoman pada Sepeda Keren, yang merupakan akronim dari Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya, merupakan sekolah nonformal yang diharapkan menjadi wadah bagi para kelompom rentan agar mereka lebih maju dan terbebas dari masalah pernikahan dini, kekerasan rumah tangga, stunting, dan lain-lain”, ungkap Cristina. Kabid PPPA Kabupaten Trenggalek, yang menjadi mentor dalam studi tiru tersebut.

Dikutip dari surya.co.id Ibu Novita, istri Bupati Trenggalek menyampaikan bahwa SEPEDA KEREN bukanlah sekolah formal yang mempunyai gedung dan meja belajar, tetapi di sini akan dididik mentor-mentor handal yang nantinya mereka akan diterjunkan ke daerah sasaran, misalya daerah dengan angka pernikahan dini tinggi, stunting tinggi, dan sebagainya. Lama waktu pembelajaran adalah enam bulan, sementara mereka yang lulus akan mendapatkan sertifikat, da sertifikat tersebut dapat digunakan untuk modal awal melamar pekerjaan. Intinya, bahwa dengan program tersebut, diharapkan oleh Novita orang-orang akan teredukasi dengan baik, tidak ada lagi pernikahan dini, tidak ada lagi perempuan yang terindas, dan pada akhirnya dapat menekan angka pengangguran.

Indar Siswoyo, S.Pd.I., ketua Forum Puspa Kabupaten Pacitan mengharapkan, agar ilmu yang telah diperoleh hari ini akan menjadi bekal untuk Puspa Kabupaten Pacitan lebih memberi makna. “Frame yang kami bangun bersama teman-teman adalah bagaimana Forum Puspa Kabupaten Pacitan berkontribusi dan menjadi wadah untuk memberikan pelayanan yang baik bagi perempuan dan anak untuk medapatkan hak dasarnya, memiliki ruang untuk partisipasi demi kesejahteraan. Kami tidak mungkin mampu berjalan sendiri tanpa dukungan semua pihak, oleh karena itu sinergi dengan pemeritah daerah, dunia usaha/dunia industri, akademisi, dan seluruh lapisan masyarakat sangat kami harapkan sehingga permasalah perempuan dan anak di Pacitan dapat terentaskan”, ucap Indar pada halopacitan (04/12/2019).

Bagikan

RELATED NEWS