Terpaksa Banting Stir Jual Masker, Akibat Pandemi COVID-19

SP - Sabtu, 20 Juni 2020 03:03 WIB
Yeyen, Penjual Masker di Jalan Jendral Sudirman Pacitan undefined

Masker menjadi kebutuhan pokok di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini. Makluk kecil berukuran 150 nanometer bisa menular melalu droplet, yaitu titik air berisi virus dari batuk dan bersin. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa masker wajib dipakai selain, jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta tingkatkan imun.

Di tengah situasi pandemi yang berdampak pada berbagai sektor termasuk hiburan dan pariwisata memaksa semua pihak harus berbesar hati menerima keadaan. Yeyen, warga Kecamatan Ngadirojo Pacitan, terpaksa banting stir menjadi pedagang masker karena pasar malam ditutup.

“Silahkan mas, monggo dipilih, semua harganya 10 ribu, beli 2 harga 15 ribu, beli tiga harga 20 ribu”, sambut Yeyen, penjual masker yang sudah hampir 2 bulan membuka lapak dagangan masker di jalan Jendral Sudirman saat halopacitan menghampiri.

Yeyen mengaku terpaksa banting stir karena keadaan yang memaksa. Berdagang masker menjadi pilihan Yeyen karena memakai masker akan menjadi hal wajib bagi semua orang.

“Saya ambil dagangan masker dari Jakarta, Bandung dan Mojokerto. Kalau yang dari Jakarta dan Mojokerto biasanya punya model minimalis atau polos. Kalau yang ada gambar 3 dimensi ambil dari Bandung. Bisnis konveksi besar banyak yang produksi masker, bahkan untuk perusahaan besar biasanya order dengan partai besar dan model yang serupa mas” tuturnya bercerita.

Lebih lajut Yeyen mengungkapkan, “Makin ramai konsumen yang beli masker sekarang sejak masa new normal. Bahkan pemakaian masker bisa membuat sugesti bagi diri sendiri. Kita mau pegang mata, hidung dan mulut pasti mikir dulu karena sadar lagi pakai masker”, ucapnya memberikan opini pribadinya.

Bagikan

RELATED NEWS