Waduh, Hasil Riset FKUI Remaja Indonesia Alami Tiga Masalah Gizi

Rahmat Deny - Sabtu, 07 Agustus 2021 12:03 WIB
Ilustrasi: Remaja

Dari hasil riset, kalangan remaja di Indonesia mengalami tiga masalah gizi (triple burden of malnutrition). Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.

Adapun riset ini dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM dan Klaster Human Nutrition Research Center (HNRC) IMERI FKUI berkolaborasi dengan UNICEF, Wageningen University & Research (WUR), dan Sight and Life.

Dilansir dari laman ui.ac.id Rabu (4/8/2021) hasil penelitian ini telah dipublikasi dalam sembilan artikel ilmiah internasional yang ternama, Food and Nutrition Bulletin (https://journals.sagepub.com/toc/fnba/42/1_suppl.), sebagai salah satu upaya mencari solusi mengatasi tiga masalah gizi tersebut

Sementara itu pada kegiatan Temu Media FKUI berjudul “Masalah Gizi pada Remaja di Indonesia: Pelajaran dan Langkah ke Depan” yang berlangsung secara daring, pada Jumat, (30/7) lalu, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH, selaku Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan menyampaikan, bahwa masalah gizi pada remaja merupakan langkah awal dan langkah penting untuk mendapatkan generasi emas. Remaja kita memiliki beban masalah gizi, selain anemia pada remaja putri, kurang energi kronik (KEK), dan juga obesitas.

“Tiga hal ini sama-sama tidak menguntungkan untuk generasi emas kita, karena (kelak) mereka akan menghasilkan bayi-bayi (keturunan) yang bermasalah” jelasnya.

Ia berharap, melalui pertemuan tersebut, FKUI dapat memberikan masukan, rencana intervensi, serta penelitian lanjutan, untuk melahirkan rekomendasi program yang efektif agar dapat memperbaiki masalah kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia.

Sedangkan hasil penelitian Dr. dr. Rina Agustina, M. Gizi, Ketua Klaster HNRC IMERI, dan Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, menyebutkan bahwa peningkatan masalah kegemukan atau obesitas pada remaja, saat ini berada pada titik yang mengkhawatirkan.

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tren prevalensi kegemukan dan obesitas pada remaja meningkat secara signifikan selama periode 2013 hingga 2018. Sementara itu, di Indonesia anemia pada remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.

Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif dan motorik pada remaja, penurunan produktivitas kerja, hingga efek merugikan pada bayi yang dilahirkan. Perubahan diet dan gaya hidup diyakini sangat berkontribusi pada terjadinya masalah ini di Indonesia.

“Remaja putri dan putra di Indonesia saat ini menghadapi krisis gizi. Satu dari empat remaja mengalami stunting, satu dari tujuh kelebihan berat badan atau obesitas, dan hampir seperempat remaja putri mengalami anemia. Kumpulan 9 artikel yang termasuk dalam edisi ini menyajikan kesempatan emas untuk memajukan pemahaman kita mengenai berbagai masalah gizi remaja dan memperkuat pendekatan berbasis bukti untuk memperbaiki gizi remaja di Indonesia,” kata Jee-Hyun Rah, Chief Nutrition UNICEF Indonesia.

Pada penelitian ini ditemukan fakta, status sosial dan kesenjangan kehidupan di perkotaan dan pedesaan merupakan faktor risiko terhadap timbulnya masalah gizi. Selain itu, persepsi citra tubuh juga menjadi prediktor penting yang memengaruhi perilaku makan dan aktivitas fisik mereka.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin A dengan prevalensi anemia.

Lebih lanjut, hasil penelitian Dr. Rina Agustina FKUI dan kawan-kawan menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pengetahuan, sikap, dan praktik terkait anemia pada remaja putri dengan parameter tinggi menurut umur, akan tetapi tidak ditemukan berhubungan dengan anemia itu sendiri.

“Sehingga, temuan ini menekankan perlunya kebijakan untuk menjalankan strategi promosi kesehatan, yang berkontribusi pada peningkatan pemahaman tentang anemia dan kaitan antara kejadian anemia pada pertumbuhan linier di kalangan remaja putri,” ujar Dr. Rina.

Penelitian yang dilakukan menekankan pentingnya menempatkan remaja sebagai pusat dari pengembangan rencana, strategi, dan kebijakan di bidang kesehatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk rencana intervensi dan penelitian lanjut untuk melahirkan rekomendasi program yang efektif, guna memperbaiki masalah kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya remaja di Indonesia.

Editor: SP

RELATED NEWS