Warga Klepu Turuni Gua Vertikal Belasan Meter untuk Dapatkan Air Bersih

AZ - Selasa, 16 Juli 2019 07:00 WIB
Warga Klepu mengambil air dari dasar luweng undefined

Halopacitan, Donorojo—Kekeringan yang mulai terjadi sejak dua bulan terakhir membuat warga Dusun Klepu Kecamatan Donorojo Pacitan harus berjuang untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus turun ke dasar goa vertikal sedalam belasan meter dengan jalur yang berbahaya.

Sumber air yang disebut warga sebagai luweng tersebut berada di tengah hutan yang ada di dusun tersebut. Setiap hari warga harus turun naik untuk mengambil air. Karena jalurnya yang cukup sulit membuat sekali turun naik tidak banyak air yang bisa dibawa.

Sejumlah warga mengaku sedikitnya tujuh dusun di Desa Klepu yang mengandalkan air bersih dari luweng sedalam belasan meter tersebut. Saat musim kemarau, sumber air di dasar luweng itupun juga menyusut drastis hingga warga harus mengambil sedikit demi sedikit.

Mariati salah satu warga mengatakan jalur yang terjal membuat mereka harus berhati-hati saat mengambil air. “Kalau kemarau airnya sedikit, sementara kalau musim penghujan jalurnya licin takut jatuh,” katanya kepada Metro TV Selasa (15/07/2019).

Seperti diberitakan sebelumnya, kekeringan di Pacitan meluas menjadi setidaknya 49 desa yang tersebar di delapan kecamatan. Jumlah ini meningkat dibandingkan kemarau tahun lalu yang hanya dialami 25 desa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan sejumlah desa mengalami kering kritis sedangkan beberapa yang lain kategori kering langka.

Desa yang dikategorikan kering kritis artinya tidak memiliki ketersediaan air bersih sama sekali, sedangkan kering langka pada dasarnya masih memiliki sumber air, namun dalam jumlah terbatas dan hanya bisa memenuhi kebutuhan air dalam jangka waktu tidak lama. "Saat ini kami fokus mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang mengalami kering kritis ini," katanya sebagaimana dilaporkan Antara.

Sebanyak delapan kecamatan yang mayoritas daerahnya masuk zona merah kekeringan tersebut adalah Donorojo, Pringkuku, Bandar, sebagian Kecamatan Pacitan (pinggiran), Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro.

Menurut Didik, potensi kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2018, BPBD Pacitan mencatat kekeringan di 25 desa, namun tahun ini jumlahnya membengkak menjadi 45 desa sebagai dampak kemarau yang lebih awal datang.

Bagikan

RELATED NEWS