Waspada, Konsumsi Tembakau Sumbang Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung Sebesar 20 Persen

SP - Sabtu, 26 September 2020 03:58 WIB
Tembakau Picu Penyakit Jantung dan Sumbang Angka Kematian 20% Per Tahun undefined

Penyakit jantung menjadi momok bagi sebagian besar orang. Kasus meninggal dunia karena peyakit jantung tercatat 1,9 juta orang setiap tahunnya seperti disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tingginya kasus meninggal karena penyakit jantung tersebut dipicu oleh kosumsi tembakau.Angka ini setara dengan satu dari lima dari kematian akibat penyakit jantung.

Dalam risetnya, WHO bersama Federasi Jantung Dunia dan Universitas Newcastle Australia memperingatkan mendesaknya pengendalian tembakau.

Perokok lebih mungkin mengalami kejadian kardiovaskular akut pada usia yang lebih muda daripada nonperokok,” kata Eduardo Bianco, Ketua Kelompok Pakar Tembakau Federasi Jantung Dunia. Bahkan, hanya dengan beberapa batang rokok sehari, sesekali merokok, atau terpapar asap rokok akan melipatgandakan risiko penyakit jantung, seperti dilansir dari TrenAsia.com.

Namun, jika pengguna tembakau segera mengambil tindakan dan berhenti, maka risiko penyakit jantung akan menurun hingga 50% setelah satu tahun tidak merokok.

“Perhimpunan kardiologi harus melatih anggotanya dalam berhenti merokok, serta mempromosikan dan bahkan mendorong upaya advokasi pengendalian tembakau, ”tambah Bianco.

Laporan singkat tersebut juga menunjukkan bahwa tembakau tanpa asap bertanggung jawab atas sekitar 200.000 kematian akibat penyakit jantung koroner per tahun.

Rokok elektrik juga meningkatkan tekanan darah sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung meningkatkan risiko COVID-19 yang parah.

Sebuah survei WHO baru-baru ini menemukan bahwa di antara orang yang meninggal karena COVID-19 di Italia, 67% memiliki tekanan darah tinggi dan di Spanyol, 43% orang yang mengembangkan COVID-19 hidup dengan penyakit jantung.

“Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kesehatan rakyatnya dan membantu membalikkan epidemi tembakau. Menjadikan komunitas kami bebas rokok mengurangi jumlah pasien masuk rumah sakit terkait tembakau, yang menjadi lebih penting dari sebelumnya dalam konteks pandemi saat ini,” kata Vinayak Prasad, Pimpinan Unit WHO No Tobacco Unit.

WHO sepakat bahwa pengendalian tembakau adalah elemen kunci untuk mengurangi penyakit jantung.

Pemerintah dapat membantu pengguna tembakau berhenti dengan meningkatkan pajak atas produk tembakau, memberlakukan larangan iklan tembakau, dan menawarkan layanan untuk membantu orang berhenti merokok.

Bagikan

RELATED NEWS