Bantuan untuk korban banjir Pacitan
Halo Berita

117 Sapi dan 1.583 Kambing Hilang, Berikut Data Kerugian Bencana Pacitan

  •  Banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pacitan, Jawa Timur diperkirakan telah mengakibatkan kerugian lebih dari Rp600 miliar.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

 

Halopacitan, Pacitan -- Bupati Pacitan Indartato saat menjelang digelarnya doa bersama dan Hari Kesetiakawanan Sosial serta Peringati Hari Kesukarelawanan Internasional bencana banjir dan tanah longsor Kamis 7 Desember 2017 mengatakan jumlah itu masih dalam perhitungan sementara.

"Total kerugian, sementara perhitungan dari tim kurang-lebih mencapai Rp600 miliar," kata Indartato dalam acara yang juga dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Pendopo Kabupaten Pacitan tersebut.

Jumlah kerugian dimungkinkan masih terus bertambah, seiring perhitungan yang terus dilakukan. Menurut penjelasan Indartato, kerugian sangat besar lantaran banjir bandang dan tanah longsor berdampak meluas di 12 kecamatan yang ada di daerah itu.

Ia menyebut beberapa data kerusakan infrastruktur antara lain:

- Bangunan sekolah 89 (68 rusak berat, 21 rusak sedang)

- Jalan rusak dengan 19 kilometer di 78 ruas.

- Jembatan yang rusak 21 unit/titik

- Tanggul di 23 titik dengan panjang 462 meter.

- Luas areal pertanian rusak 1.285 hektare

- Ternak hilang sapi 117 ekor, kambing 1.583 ekor.

Kementerian Sosial mengerahkan lebih dari 1.000 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) serta relawan dari berbagai daerah untuk membantu warga membersihkan sisa-sisa lumpur dan kotoran pasca banjir yang melanda Pacitan, 27-28 November.

"Kegiatan ini merupakan suporting dari teman-teman relawan dari seluruh Indonesia bahkan dari dunia Internasional, kepada situasi yang terjadi di Pacitan," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Margowiyono di Pacitan, Kamis.

 

Ia mengatakan, keberadaan 1000 tagana dan relawan membantu warga agar bisa saling bahu membahu membersihkan lumpur, kayu-kayu dan bebatuan yang masih menumpuk di rumah-rumah korban terdampak.

Para relawan juga ikut membantu menyingkirkan bangkai-bangkai binatang yang sudah mulai membusuk dan berpotensi menyebarkan penyakit. "Tim disebar di tiga titik yang menjadi daerah terparah akibat banjir, yang pertama di Pondok Pesantren Tremas yang memiliki 15 asrama. Kemudian dua tim lainya masing-masing di Desa Ploso Kidul dan Ploso Kalor," kata Margowiyono. (Erik Arkhan/Ant)