Rumah warga Kecamatan Bandar yang terdampak longsor
Halo Warga

83 Keluarga di Bandar Harus Direlokasi

  • Sebanyak 83 keluarga di Kecamatan Bandar, Pacitan harus direlokasi karena rumahnya rusak berat diterjang tanah longsor.

Halo Warga
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Bandar-  Berdasarkan data terbaru bencana banjir dan longsor yang melanda Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan pada akhir November tahun lalu mengakibatkan rumah milik 231 keluarga mengalami rusak ringan hingga berat.

"Setelah diverifikasi ada 91 rumah rusak berat dimana 83 di antaranya harus direlokasi," terang Sukarwan, Sekretaris Kecamatan Bandar saat ditemui Halopacitan di kantor Kecamatan Bandar (3/01/2018).

Saat ini, mereka yang rumahnya rusak berat dan tidak bisa ditinggali untuk sementara tinggal di rumah kerabatnya.

"Keluarga yang rumahnya rusak sedang membangun kembali dengan bantuan pemerintah dan swadaya," tambah Sirno Al Yasir, Kasi Keamanan & Ketertiban Kecamatan Bandar.

Sulastri dan keluarganya adalah korban longsor yang masih bertahan di posko pengungsian di rumah Kelompok Tani Ngudi Mulyo, Dusun Bendo, Desa Tumpuk.

Rumah Sulastri rusak berat setelah hampir dua hari hujan turun dengan intensitas tinggi pada tanggal 28-29 November 2017 lalu. 

Bersama suami dan anaknya, kini mereka menempati rumah berukuran 3 x 5 m2. Tak jauh dari rumah tersebut, sedang dibangun rumahnya yang baru.

"Tanaman jagung yang belum siap panen ini terpaksa kami timbun untuk dibangun rumah. Sedikit demi sedikit kami kumpulkan uang untuk bangun rumah dan memulai lagi," ujarnya sambil menunjuk calon rumahnya yang sedang dibangun. Nampak tanaman jagung terhampar di depan rumah setengah jadi itu.

Di Dusun Bendo Desa Tumpuk, sebanyak tujuh rumah rusak akibat longsor, termasuk diantaranya rumah Sulastri. Lima diantaranya harus direlokasi karena tanah lama sudah tidak memungkinkan untuk dibangun lagi.

"Mungkin ke depannya tanah tersebut akan kami fungsikan untuk kebun. Itu pun kalau memungkinkan," tambah Sulastri.

Longsor juga menimpa rumah Sulami di Dusun Krajan Desa Bandar. "Awalnya antena parabola saya terlihat makin condong. Air mengalir deras dan tanah mulai retak," jelasnya.

Bersama anak lelaki, menantu, dan cucunya, Sulami lantas mengungsi ke rumah tetangga terdekat. Beruntung, saat longsor menimpa tepat di lokasi kamarnya, Sulami sekeluarga sudah tidak menempati rumah tersebut. Tak berapa lama berselang dan situasi sudah aman, lingkungan bergotong royong menyulap kandang ayam milik Mbah Sulami menjadi tempat tinggal sementara.

"Ya, namanya juga musibah, tidak disangka-sangka datangnya. Alhamdulillah, bantuan banyak yang datang. Baik sembako hingga perkakas dapur," ungkap Sulami.

Pihak kecamatan telah melakukan rangkaian verifikasi melibatkan berbagai pihak, diantaranya Tagana, pemerintah desa, Polsek, Pendamping Keluarga Harapan, hingga Koramil. Selanjutnya, data tersebut diusulkan ke Pemerintah Kabupaten untuk mendapatkan jaminan hidup.

"Korban bencana alam di Bandar ini tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Begitu situasi aman, bergotong royong bersama warga lainnya, mereka bergegas membangun kembali rumahnya," pungkas Sukarwan. (Anita Bidaryati)