Pacitan terkenal sebagai daerah yang eksotik, namun juga sebagai daerah rawan bencana. Kondisi geografis Pacitan yang berupa pegunungan dan dataran rendah serta menghadap ke Samudra Hindia perlu mendapatkan perhatian. Saat musim penghujan, di bagian pegunungannya memiliki ancaman tanah longsor sedangkan dataran rendahnya memiliki ancaman banjir dan di sepanjang pesisirnya memiliki ancaman bencana Tsunami yang dipicu gempa bumi.
Masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan, terlebih dengan hasil penelitian dosen ITB bahwa tsunami yang diprediksikan setinggi 20m akan terjadi di Pantai Selatan. Semua daerah yang berada di jalur Pantai Selatan terus meningkatkan kewaspadaan, termasuk Pacitan Jawa Timur.
Kentongan mulai diberdayakan kembali setelah sekian lama ditinggalkan. Peralatan tradisional yang dibuat dari kayu dengan lubang di tengahnya dan alat pemukul yang juga terbuat dari kayu mulai didengugkan dan terus disosialisasikan. Ini salah satu upaya mengurangi resiko bencana karena masyarakat harus memiliki kapasitas untuk menyelamatkan diri, salah satunya dengan kearifan lokal kentongan yang ada sejak zaman nenek moyang.
Untuk memeringati bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang jatuh pada tanggal 26 Oktober nanti, akan dilakukan pemukulan kentongan serentak di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Pacitan. Tujuan kegiatannya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana tanah longsor, banjir, gempa bumi dan tsunami. Semua itu dilakukan dengan berbasis kearifan lokal dan membudayakan kembali kentongan sebagai tanda bahaya, seperti dilansir dari laman pemkab Pacitan.
Peserta kegiatan ini adalah Instansi Vertikal, Unit Teknis, Lurah, Kepala Desa dan Fasilitas umum lainnya serta masyarakat yang dipimpin langsung oleh Bupati Pacitan pada pukul 08.59 WIB selama 1 menit. Diharapkan dari kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan penggunaan kearifan lokal untuk mengurangi risiko bencana sekaligus sebagai ajang latihan menghadapi ancaman bencana yang sewaktu waktu datang.