Anak-anak Dusun Ngesong, Desa Gegeran, Kecamatan Arjosari Pacitan saat pulang sekolah Sabtu (10/02/2018)
Halo Pendidikan

Ada Banyak Kisah di Jalur 2 Km Ini, Semangat, Lelah, Persahabatan dan Masa Depan

  • Siang terasa terik. Sekelompok anak berseragam merah putih dengan pelan menyusuri ruas jalan yang tidak terlalu luas. Sesekali mereka tertawa, tetapi wajah lelah tak bisa ditutupi juga.

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari—Mereka adalah anak-anak dari Dusun Ngesong, Desa Gegeran, Kecamatan Arjosari Pacitan. Setiap hari, jalur sepanjang hampir 2 km mereka lalui untuk pergi dan pulang sekolah ke SDN Gembong 1.

“Ini sudah tiga kali berhenti, baru dapat separuh jalan,” kata Mila Amelia Sabtu (10/02/2018). Dia adalah siswa kelas VI di SDN Gembong 1 mengatakan'',

Bagi Mila, tak ada pilihan kecuali menikmati perjalanan tersebut dengan gembira. Cara paling jitu adalah berangkat dan pulang bersama teman-temannya. “Kalau bersama teman-teman capek diperjalanan tidak begitu terasa,” tambahnya.

Walaupun mereka berasal dari Desa Gegeran, anak-anak ini memilih tidak bersekolah di sekolah desa mereka sendiri. Alasannya, jaraknya justru lebih jauh karena harus melewati jalan memutar lewat Desa Gembong.

Kondisi perbukitan menjadikan jalur yang mereka lewati juga tidak selalu lurus. Bahkan lebih sering naik turun.

“Kalau pagi karena cuaca masih dingin,dan masih teduh serta jalannya pun turun, saya dan teman-teman tidak begitu merasa lelah, tapi malah bersemangat, berbeda dengan waktu pulang sekolah, panas dan jalannya nanjak, jadi cepat lelah,” kata Desta Yusuf, yang duduk di kelas V sekolah yang sama.

Muhammad Dimas, teman sekelas Amelia yang bercita-cita jadi guru mengatakan saat masih kelas I dia diantar jemput oleh orang tuanya. Tetapi setelah kelas III dia memilih berangkat dengan teman-temannya.

Tidak pernah dia berani jalan sendiri karena jalanan yang masih sepi, terlebih di tengah jalan mereka kerap bertemu dengan gerombolan monyet. "Jalannya sepi takut kalau jalan sendiri, banyak monyet kadang juga sampai ke jalan ini, bahkan pohon rambutan yang di pekarangan rumah habis diserang monyet,” tambah Nisa Novita.

Bagi Desta, Dimas, Novita, Amelia jalur jalan sepanjang 2 km adalah jarak yang harus mereka lalui untuk mencapai masa depan. Ada tawa, ada gembira, lelah, takut, panas yang campur aduk di jalur tersebut.

Anak-anak ini memang sedang menjalani satu episode dalam hidupnya. Namun mungkin 15 tahun lagi ceritanya sudah berbeda. Mereka akan melalui jalan tersebut sembari memamerkan kesukesan mereka. Dan pada saat itu, mereka akan berterimakasih pada jalur 2 km ini. (Sigit Dedy Wijaya).