Pendapa yang dibangun di Desa Nangungan untuk mengingat sejarah asal usul Pacitan
Halo Budaya

Air Buah Pace Nanggungan, Pesan Agar Pacitan Tak Lupa Siapa Dirinya

  • Salah satu tradisi yang selalu dilakukan saat peringatan hari jadi Kabupaten Pacitan adalah mengolah buah pace di Desa Nanggungan untuk kemudian dibawa dan diserahkan ke pendapa kabupaten. Ritual yang selalu mengajak masyarakat kabupaten tersebut tidak lupa pada siapa diri mereka.

     

Halo Budaya
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Buah pace dan Desa Nanggungan memang menjadi dua hal yang tidak terlepaskan dari sejarah kelahiran kabupaten paling barat d Jawa Timur tersebut.

Berdasarkan catatan sejarah serta cerita tutur yang ada sebelum secara resmi nama Pacitan ada, desa Nanggungan sudah ada. Sahdan, suatu saat Pangeran Mangkubumi yang sedang melakukan perang gerilya untuk memberontak pada Mataram Kartasura, singgah di tempat ini karena kelelahan.

data yang dihimpun halopacitan, Pacitan diketahui berasal dari dua desa yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pacitan yaitu Desa Nanggungan dan Desa Sukoharjo.  Setroketipo yang waktu itu adalah seorang prajurit kemudian memberikan air dari buah pace serta ketan. Pangeran Mangkubumi kemudian menikmati makanan tersebut. Pace dan Ketan itulah yang kemudian menjadi asal usul nama Pacitan.

Ketika kemudian Pangeran Mangkubumi berhasil mendirikan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan bergelar Hamengku Buwana I, sepertinya dia tidak melupakan Desa Nanggulan. Setroketipo selanjutnya diangkat menjadi Tumenggung dengan wilayah kekuasaan di sekitar Pacitan.

"Menurut cerita leluhur, Dulu Pendopo Kabupaten Pacitan berada di Desa Nanggungan, karena yang dijadikan Pendopo Kabupaten Pacitan sekarang, dulunya masih laut,” kata cerita Sholikin (75) warga Nanggungan.

Salah satu sisa peninggalan masa lalu adalah sebuah sumur tua yang berada di tanah Sholikin. Sumur berbentuk segi empat, dengan lebar 2x2 meter tersebut memiliki kedalaman sekitar 10 meter tersebut tersebut telah direnovasi oleh orangtuanya pada masa lalu. Renovasi hanya dilakukan di bagian atas dengan daerah dalam dibiarkan tetap seperti aslinya.

Sumur tua yang ada di Desa Nanggungan (Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

“Dalamnya masih asli berbentuk segi empat pakai bata yang ditata rapi, dan sumur ini tidak pernah kering walaupun di musim kemarau panjang," imbuhnya

Bayu Prayogo, Kepala Dusun Krajan Lor Desa Nanggungan mengatakan mengatakan, pada 2012 ditemukan bahwa bekas pendapa pada tahun 2012 di RT 1 RW 6 Dusun Krajan lor Desa Nanggungan. Di tempat ini kemudian dibangun tetenger atau petilasan pada tahun 2015 oleh Bupati Pacitan Indartato sebagai pengingat untuk generasi penerus."

Sholikin (kanan) bersama Bayu Prayoga (Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Setiap malam sebelum hari jadi Pacitan, di tempat ini digelar selamatan, warga berkumpul di pendopo peninggalan Tumenggung Setroketipo. Warga kemudian mengambil buah pace yang diolah menjadi minuman, untuk di antarkan ke pendapa Kabupaten Pacitan, dan disajikan untuk tamu undangan serta warga yang datang.

Tradisi ini terus dipertahankan sampai peringatan HUT ke-273 Kabupaten Pacitan yang akan diperingati 19 Februari 2018 lalu. Hal ini sebagai sebuah simbol agar masyarakat Pacitan tidak melupakan asal usul mereka.  (Sigit Dedy Wijaya)