
Alas Kobong, Hutan Tua Penyimpan Tanaman Langka
Alas Kobong yang dalam bahasa Indonesia berarti "hutan terbakar" adalah hutan yang terletak di wilayah Desa Kendal Kecamatan Pringkuku, Pacitan. Ada keunikan dengan hutan tua tersebut.
Halo Berita
Halopacitan, Punung—Hutan ini berada di dua bukit yang dibelah oleh jalan desa. Nama Alas Kobong sendiri konon berhubungan dengan kisah perjalanan seorang punggawa Kerajaan Majapahit di wilayah tersebut.
Menurut keterangan beberapa sumber di dalam Hutan Alas Kobong terdapat berbagai macam tanaman obat yang ditempat-tempat lain sudah jarang ditemui. Beberapa tanaman tersebut seperti pohon Kemuning, Ploso, Gentungan, Ketepeng, Tanjung dan berbagai macam kunci-kuncian serta berbagai jenis tanaman lain.
Misratun, warga RT 02 RW 02 Dusun Krajan Desa Kendal menceritakan bahwa pada masa orang tuanya masih hidup, kadang datang beberapa orang yang mengaku dari Keraton Yogyakarta dan Solo serta tempat lain yang masuk mengambil dedaunan dan tanaman di Alas Kobong.
Bahkan Misratun mengisahkan pernah ada saudaranya dari Tremas, Arjosari yang anaknya sakit mata tidak bisa melihat. Kemudian setelah mendapat petunjuk, ia mencari daun sebagai obat di Alas Kobong tersebut tidak berapa lama penyakitnya sembuh.
"Tetapi saya sendiri tidak tahu apa nama tumbuhannya. Setahu saya, di alas kobong tersebut banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman herbal,” kata perempuan berusia 60 tahun tersebut.
Alas Kobong pada masa lalu memiliki juru kunci yang hapal nama tanaman-tanaman di dalamnya, namun sekarang sepeninggal sang juru kunci sudah tidak ada lagi yang meneruskan. Menurut Misratun warga RT 01 RW 02 Krajan, Alas Kobong selain diambil tanamannya sebagai obat-obatan juga sering menjadi tempat pertapaan.
"Pada jaman kakek-nenek saya dulu masih banyak orang yang bertapa di situ. Katanya kalau beruntung bisa menemukan mata air yang ada gayung emasnya. Tapi sekarang sudah tidak ada", katanya.
Misratun juga mengatakan bahwa memang banyak orang luar yang datang ke Alas Kobong namun ia tidak tahu mau mencari daun apa saja. " Datang kadang nitip mobil, sambil pamit mau mencari rumput," jelasnya lagi.
Lain lagi bagi Yusuf Sayuti, salah seorang pelaku pengobatan herbal yang juga berdomisili di RT 01 RW 02, Dusun Krajan. Selama ini keberadaan Alas Kobong sangat membantunya untuk memperoleh bahan baku pengobatan tradisional.
Bahkan untuk beberapa tanaman yang sering ia gunakan untuk metoda pengobatan, ia juga menanam sendiri di rumah. Yusuf mengaku tidak tahu menahu bagaimana di Alas Kobong banyak tumbuh tanaman obat. Saat ada orang yang butuh ia mencari ke dalam hutan sering ketemu dengan yang diperlukan. "Kadang saya juga merasa aneh, semisal saat saya butuh daun A, tahu-tahu ya ketemu di situ. Lain waktu saat saya mencari daun A untuk saya simpan, seharian mencari kok tidak ketemu," katanya.
Yusuf sendiri tidak bisa menyebutkan tanaman apa saja yang tumbuh di Alas Kobong, “Pokoknya kalau butuh tanaman obat yang langka, InsyaAllah disini ada", terang Yusuf.
Keunikan dan keragaman tanaman di Alas Kobong tersebut membuat Pemerintah Desa Kendal mengambil langkah untuk melestarikan keragaman vegetasi yang ada di dalamnya. Slamet Widodo, salah seorang perangkat di Desa Kendal menjelaskan bahwa saat ini telah disahkan Peraturan Desa terkait keberadaan Alas Kobong.
Dalam peraturan itu setiap warga masyarakat wajib menjaga kelestarian Alas Kobong. Bahkan menurut Slamet, inisiatif untuk menjaga Alas Kobong sudah dilakukan oleh para sesepuh dan pendahulu Desa Kendal termasuk berbagai kisah mitos yang berkaitan dengan tempat tersebut.
"Orang-orang tua kita dahulu ternyata bijaksana dalam menjaga kelestarian Alas Kobong. Walaupun hanya melalui kisah yang disampaikan turun-temurun berisi pantangan dan larangan saat memasuki Alas Kobong, alhamdulillah sampai saat ini kelestariannya tetap terjaga", ucapnya.
