PACITAN- Seiring menurunya kasus COVID-19, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan mulai melakukan uji coba pembukaan sejumlah destinasi wisata.
Dua objek wisata yakni Gua Gong di Dusun Pule, Desa Bomo dan Gua Tabuhan di Desa Wareng, Kecamatan Punung sudah dibuka sejak Selasa 2 November 2021 dalam tahap uji coba dan secara resmi akan dibuka mulai 5 November 2021. Namun pengunjung diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.
Suratmi, Kepala Desa Bomo mengatakan masyarakat menyambut gembira keputusan tersebut dan diharapkan bisa kembali menghidupkan ekonomi warga setelah terpuruk akibat ditutupnya wisata selama pandemi.
"Dua lokasi obyek wisata itu baik sumber daya manusia atau sarana prasarananya sudah memenuhi standar sesuai standar kesehatan,” lanjut Suratmi.
Untuk mengunjungi tempat wisata tersebut, pendatang harus memenuhi sejumlah persyaratan termasuk menunjukkan kartu vaksin. Jika belum vaksin, maka akan diarahkan ke gerai vasinasi yang didirikan oleh Puskesmas Punung. Kepolisian akan membantu ketertiban dalam pelaksanaan protokol kesehatan.
Gua Gong terletak sekitar 37 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat arah Wonogiri. Ini adalah gua paling terkenal di Pacitan dan menjadi situs unggulan geopark Gunung Sewu.
Gua Gong memiliki ruangan besar berukuran panjang sekitar 100 m, lebar 15-40 m dan tinggi 20-50 m dibentuk oleh proses pelarutan pada batugamping Formasi Wonosari yang berumur 15-3 juta tahun.
Keindahan Gua Gong tak tertandingi oleh gua-gua lain di Pulau Jawa, bahkan ada yang menyebutkan bahwa Gua Gong adalah Gua terindah di Asia Tenggara.
Gua ini memiliki formasi stalaktit dan stalakmit yang indah ditambah dengan penerangan yang menjadikan suasana menjadi semakin mengesankan. Untuk bisa mencapai ruang terbesar, anda harus menyusuri lorong gua sepanjang 256 meter kemudiann
Anda akan sampai ke ruangan yang membentuk kubah rakasa sepanjang 100 m, dengan lebar 15 hingga 40 meter dan tinggi antara 20-30 meter yang benar-benar mengagumkan.
Stalaktit dan stalakmit dengan aneka bentuk dan ukuran menghiasi seluruh penjuru ruangan. Beberapa diantaranya bahkan diberi nama karena untuk mengabadikan keindahannya seperti Selo Jengger Bumi, , Selo Bantaran Angin, Selo Citro Cipto Agung, Selo Adi Citro Buwono, dan lain sebagainya. Untuk menjelajahi seluruh lorong dan bagian dalam gua, anda memerlukan waktu sekitar 2 jam.
Selain keindahan stalaktit dan stalakmit yang menghiasi ruangan gua, ada juga mata air yang diberi berbagai nama seperti Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan dan Sendang Relung Nisto.
Gua ini ada di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Kecamatan Punung, Pacitan dan dikenal sebagai gua dengan ornament yang sangat indah. Gua ini memiliki banyak batu stalagmit yang mengantung di atas yang tingginya mencapai 50 meter.
Gua yang terletak sekitar 30 km dari Kota Pacitan, tidak terlalu jauh dari Gua Gong dan hanya memiliki 2 ruangan besar dan awalnya bernama Gua Tapan, karena sering dipakai orang untuk bertapa. Namun gua Tabuhan sering digunakan warga setempat untuk kegiatan kesenian, dengan cara memukul stalagtit di dalam gua hingga mengeluarkan suara seperti gamelan maka namanya pun berubah jadi Guaa Tabuhan.
Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di gua ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.