Zuan Tsaqifa Tafa'ul Arjad dan dua temannnya saat menampilkan Tari Sufi Minggu (19/08/2018)
Halo Budaya

Anak-Anak Ini Tujuh Menit Berputar-Putar, Penonton Pusing Mereka Tetap Ceria

  • Cobalah Anda memutar badan layaknya gangsing selama satu menit saja. Rasakan apa yang terjadi setelahnya. Bisa jadi Anda tersungkur, mual atau bahkan pingsan. Sekarang bayangkan jika itu dilakukan selama tujuh menit.

Halo Budaya
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan— Zuan Tsaqifa Tafa'ul Arjad, seorang siswi Kelas I di MI Guppi Jatimalang dengan tenang bisa melakukannya. Saat tampil membawa Tari Sufi dalam acara pameran yang digelar Stadion Citra Mandiri Kecamatan Arjosari Minggu (19/08/2018) malam, Zuan  bersama dua temannya yang juga masih kecil pun memukau penonton.

Tari Sufi sekilas cukup sederhana. Dengan irikan musik dan lagu bernuansa islami, penari berputar-putar mirip gangsing berlawanan dengan arah jarum jam. Sementara kedua tangan melakukan berbagai gerakan seperti ke atas dan ke samping. Lama tarian tergantung pada musik yang mengiringi, tetapi bisa sampai 6-7 menit.

"Yang lihat saja pusing, anak itu kok kuat banget ya, sampai habis lagu tidak pusing dan tidak jatuh, padahal orang dewasa saja putar lima kali saja sudah sempoyongan," kata Masiyah, warga Desa Gayuhan salah penonton.

Sementara, Ayuk pengunjung lainnya juga mengatakan kekagumannya. "Bahkan badan saya serasa ikut terbawa mau mutar saja, tetapi bayangin dan lihat saja sudah pusing duluan," ujarnya sambil tersenyum.

Zuan dan teman-temannya terus berputar dan baru berhenti ketika musik pengiringnya selesai. Wajah anak-anak inipun tetap tampak tenang dan ceria. Tidak ada kesan pusing, apalagi mual. Mereka berjalan meninggalkan arena dengan tenang. Sementara para penonton bertepuk tangan sembari beberapa orang memegang kepalanya karena justru mereka yang merasa pusing.

Butuh latihan keras untuk bisa memiliki ketahanan tubuh agar bisa menari Sufi ala Zuan. Rini Zuli Arwida, Ibu Zuan mengaku kalau anaknya mempunyai keinginan sendiri untuk belajar tari sufi, kemudian bergabung dengan komunitas sufi dan rebana "Tali Jagad" yang berpusat di Masjid Assholihin Dusun Purwodadi Desa Jatimalang.

"Awalnya Zuan ikut latihan pas bulan puasa lalu, karena ada rutinan tiap sore yakni ngaji kemudian latian sufi sekalian buka bersama di masjid," kata Rini.

Saat itulah terbit keinginan Zuan untuk mempelajari tarian Sufi. “Saya dukung keinginannya, karena memang saya juga senang lihat anak menari sufi," ungkap Rini.

Zuan, saat pertama kali melakukan tarian sufi tersebut mengaku tidak merasakan pusing atau mual, bahkan ia pun sering melakukannya di rumah selain latihan rutin. "Tidak pusing, rahasianya ya senang saja," katanya.

Tarian Sufi juga kerap disebut sebagai tarian Tanura. Tarian ini diciptakan oleh ulama besar Jalaluddin Rumi. Seorang Sufi yang dilahirkan di kota Balkh-Afghanistan. Tarian berputar melawan arah jarum jam ini sebenarnya berasal dan banyak berkembang di Turki.  

Salah satu kunci dari ketahanan tubuh untuk berputar lama adalah dengan menjaga irama pernapasan. Selain itu penari harus mengatur gerakan memutar secara konstan dan sedang. Tidak cepat, tetapi juga tidak lambat. (Sigit Dedy Wijaya)