Katakutan finansial diakui atau tidak mampu membuat tekanan/stress pada individu. Terlebih di tengah pandemi seperti saat ini, dimana angka PHK tinggi, inflasi tinggi, dan berbagai hal yang bisa membuat tekanan hebat. Inilah jiwa manusia, seperti tergambar dalam Novel 1984 karya George Orwell mendemonstrasikan pemahaman mendalam tentang jiwa manusia.
“Bagaimana ketakutan rasional dan irasional tidak hanya dapat digunakan sebagai alat ampuh untuk memanipulasi dan mengendalikan orang lain, tetapi dapat mendorong kita membuat pilihan yang tidak akan kita lakukan.”
Langkah pertama dalam menghadapi ketakutan Anda adalah menyadari bahwa Anda tidak sendiri. Tahun ini telah memberi banyak orang alasan untuk khawatir tentang kesejahteraan finansial mereka. Juga membuat orang bertanya-tanya apakah mereka masih berada di jalur yang benar.
Kekhawatiran dan kecemasan pada masalah uang dapat memiliki efek yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik. Walaupun kelihatannya sulit, menghadapi ketakutan finansial Anda dan membuat rencana untuk menghadapinya adalah satu-satunya cara.
Untungnya, melakukannya mungkin tidak sesulit yang Anda pikirkan. Bahkan langkah kecil ke arah yang benar dapat membantu Anda secara bertahap mengatasi masalah keuangan dengan membangun kepercayaan diri Anda.
Mulailah dengan enam langkah di bawah ini untuk kembali ke jalan menuju masa depan finansial yang cerah. Saran ini berasal dari pendiri dan CEO Inc. 5000 Carson Group Ron Carson, dikutip dari Forbes.
Meski sangat mendasar, cara ini sangatlah efektif. Penganggaran memberikan gambaran yang jelas dan konsisten tentang arus kas Anda. Tanpanya, Anda beroperasi dalam kegelapan dan hal-hal selalu tampak lebih menakutkan dalam kegelapan.
Sorotilah pengeluaran Anda, mulai dari sewa/kredit rumah, makanan, pakaian, utilitas, transportasi, perawatan anak, dan perawatan kesehatan. Selanjutnya, jadikan tabungan sebagai prioritas, termasuk tabungan darurat dan pensiun.
Dan, jangan lupakan cicilan mobil atau lainnya. Barulah sisanya dapat Anda gunakan untuk hiburan, shopping, dan kegiatan rekreasi.
Pengeluaran yang tidak terkendali adalah penyebab utama kecemasan finansial. Untuk mengendalikan pengeluaran, mulailah dengan menentukan prioritas Anda untuk pengeluaran diskresioner.
Idealnya, setiap rupiah yang Anda belanjakan harus sejalan dan mendukung tujuan gaya hidup Anda.
Banyak orang mengalami penurunan pengeluaran selama pandemi. Momen ini bisa digunakan untuk mengevaluasi kembali prioritas pengeluaran Anda. Mungkin beberapa hal yang biasa Anda belanjakan di tahun-tahun sebelumnya menjadi kurang penting saat ini.
Jika demikian, pertimbangkan untuk mengalihkan sebagian dari tabungan tersebut ke prioritas lain, seperti dana darurat atau tabungan pensiun Anda.
Sulit untuk memprioritaskan pengeluaran jika Anda tidak meluangkan waktu untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan tujuan. Seringkali, orang salah memahami tujuan dari proses perencanaan tujuan.
Ini bukan soal menetapkan target berapa rupiah untuk tujuan jangka panjang tertentu. Perencanaan tujuan adalah tentang bagaimana Anda akan menjalani hidup Anda.
Misal, untuk menetapkan kebutuhan masa pensiun, Anda sebaiknya menentukan gaya hidup pensiun yang ideal menurut Anda. Rencana ini termasuk merumuskan kapan pensiun, di mana akan tinggal, bagaimana menghabiskan waktu, dan siapa orang yang akan menghabiskan waktu dengan Anda.
Proses perencanaan membantu menyelaraskan aset keuangan dan tujuan gaya hidup, sekaligus memungkinkan terjadinya peristiwa tak terduga. Kita sering membicarakan hidup sebagai sebuah perjalanan.
Pikirkan rencana Anda sebagai peta atau GPS yang memandu Anda di sepanjang jalan menuju tujuan. Peta Andai harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi jalan memutar dan perubahan, tetapi juga menyediakan jalur terstruktur saat Anda melewati setiap tahap kehidupan.
Rencana akan membawa Anda ke masa depan dengan fokus keuangan yang tajam dan jelas. Dan, tentu saja hal ini mengurangi kecemasan.
Portofolio investasi Anda adalah inti dari rencana keuangan jangka panjang yang dibangun dengan baik. Dengan demikian, strategi investasi Anda harus selaras dengan tujuan spesifik, toleransi risiko, dan kerangka waktu.
Tujuannya, membantu Anda tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai sasaran, sekaligus menghindari pengambilan keputusan secara emosional yang dapat menggagalkan rencana Anda.
Tetap di jalur membutuhkan proses yang disiplin dan berulang. Meskipun mungkin ketika melakukan ini sendiri sebagian besar investor kekurangan waktu dan sumber daya, Misal, harus memahami kapan membeli atau menjual kepemilikan tertentu.
Mungkin Anda memiliki pengalaman buruk di masa lalu bekerja dengan penasehat keuangan. Jangan biarkan pengalaman masa lalu yang buruk menghalangi Anda untuk menemukan penasehat yang tepat untuk kebutuhan Anda.
Penasehat yang tepat akan menunjukkan kepada Anda bagaimana uang Anda dapat digunakan sebagai alat untuk mengejar tujuan Anda dan menciptakan peluang dalam hidup Anda.
Mulailah dengan mencari penasehat atau firma fidusia yang independen. Penasehat independen berkepentingan dalam keberhasilan strategi Anda. Sebab, kompensasi mereka biasanya akan meningkat karena nilai portofolio Anda meningkat dan menurun jika nilai portofolio Anda turun.