Abon dari kulit pepaya
Halo Berita

Angkat Abon Kulit Pepaya Pacitan, Mahasiswa UNS Sabet Juara II Lomba Eesai TGC

  • PACITAN–  Fianicha Shalihah dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menyabet juara 2 lomba esai yang digelar Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC) in Action.

     

Halo Berita
AZ

AZ

Author

PACITAN–  Fianicha Shalihah dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menyabet juara 2 lomba esai yang digelar Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC) in Action.

Lomba bertema “Strategi Mewujudkan Ketahanan Pangan Indonesia dalam Menghadapi Krisis Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19 tersebut diumumkan pada akhir September 2020 lalu.

Shalihah dalam esainya mengangkat soal pembuatan abon kulit buah pepaya sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur di tengah pandemi COVID-19.

Dalam kompetisi ini juara I diraih TB Aditia Rizki dari IPB University dan juara III tersebut adalah Kamilah Nurdini Tarwana juga dari IPB.

Karya Fianicha Shalihah berupa pembuatan abon kulit buah pepaya sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur di tengah pandemi COVID-19.

Kuit buah pepaya biasanya tidak digunakan oleh sebagian orang, namun kulit buahnya dapat dimanfaatkan menjadi makanan yang gurih dan enak, yaitu abon.

Fianicha Shalihah  dalam chanel YouTube-nya mengatakan produksi papaya di Pacitan cukup tinggi. Pada 2017 misalnya produksi buah tersebut di Pacitan mencapai 102 ton. Namun berdasarkan kuisioner yang dia sebar mayorita responden belum mengetahui kulit pepaya bisa dijadikan abon. Di sisi lain semua responden tertarik tentang hal tersebut.

Cara membuat abon kulit papaya pun cukup mudah. Setelah dibersihkan, kulit papaya dipotong kecil-kecil dan direndam dengan air garam. Setelah itu memasukkan bumbu, mencampur dengan tepung beras atau tapioka dan memasaknya dengan minyak.

Sementara itu Aditia Rizki dalam tulisannya mengangkat esai berjudul “Mangrovers: Inovasi Aplikasi Mobile Berbasis Edukasi-Utilitas Pengintegrasi Konservasi Hutan Mangrove Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan Indonesia di Masa Pandemi COVID-19”.

Aplikasi Mangrovers dijadikan sebagai peran penggagas dalam budi daya mangrove dan pemasaran hasil olahan mangrove.

Pada aplikasi yang tersedia gratis di Google Play dan App Store itu terdapat peta persebaran mangrove di Indonesia, produk berbagai olahan mangrove dan cara pemanfaatannya, termasuk untuk ketahanan pangan.

Sementara, Kamilah Nurdini Tarwana mengangkat tanaman kecipir sebagai bahan pangan alternatif dengan memanfaatkan potensi lokal untuk mencapai kemandirian pangan di masa pandemi.

Kecipir merupakan sumber aneka manfaat dengan buah, polong dan umbinya yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan dari tanaman kecipir ini beragam, seperti untuk obat, daunnya untuk pakan ternak, juga sebagai sumber pangan.