
Antara Unik dan Magis, Harga Bambu Petuk Capai Puluhan Juta Rupiah
Pertama kali melihat bambu petuk di tengah hutan, Masnan Yuanto langsung tertarik karena bentuknya yang unik. Dia tidak sadar bahwa bambu semacam itu memiliki nilai tinggi dan diburu banyak orang.
Halo Budaya
Halopacitan, Tegalombo—Masnan Yuanto, warga Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo, kaget bukan kepalang ketika seorang teman datang ke rumahnya dan tanpa ragu-ragu menawar bambu petuk yang dia pajang di dinding rumahnya dengan harga Rp15 juta.
“Dia baru duduk sekitar dua menit dan menawar bambu itu,” cerita Yuan Kamis (30/08/2018) mengenang kejadian beberapa tahun lalu tersebut.
Padahal bambu itu dia dapat tanpa sengaja ketika suatu hari diajak seorang teman ke hutan mencari pohon serut untuk dijadikan bonsai. Saat itu dia menemukan sebuah bambu unik yang rantingnya berhadap-hadapan. Kemudian batang bambu tersebut ia potong dan dibawanya pulang kerumah.
"Kalau jenis bambunya saya kurang begitu hapal, orang-orang menyebutnya hanya bambu petuk karena istimewanya pada ranting yang berhadapan," kata Yuan.
Secara gampang bambu petuk adalah batang bambu yang ranting atas dan ranting bawah tumbuh berlawanan arah. Biasanya, ranting selalu tumbuh ke atas, tetapi dalam beberapa kasus, ranting di bagian atas tumbuh ke arah bawah hingga kedua ranting itu bertemu. Inilah kenapa disebut bambu petuk, karena ‘petuk; berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘bertemu’. Beberapa orang juga menyebutnya ‘pring petuk’. Pring berarti bambu dalam bahasa jawa.
Oleh Yuan, bambu tersebut dibuatnya sebagai pajangan saja dirumah dan dikasih pigura. Setelah sekitar satu bulan dipajang di dinding ruang tamu, ada teman dari Surabaya yang berkunjung ke rumahnya dan membuat penawaran itu.
Meski terkesima dengan angka yang ditawarkan, Yuan memilih untuk tidak menjualnya. "Awalnya kaget saja, siang-siang ada teman dari jauh duduk belum ada dua menit malah nawari uang Rp15 juta untuk bambu petuk, tapi tidak saya jual waktu itu, karena unik saja dan pikirku temanku ini lagi ngacau saja," ujarnya.
Penasaran dengan bambu temuannya, akhirnya ia menemui beberapa teman lainnya untuk mencari tahu apa sebenarnya bambu petuk tersebut. Ternyata, banyak orang yang percaya bambu tersebut memiliki kekuatan magis. Konon, bambu tersebut memiliki energi besar yang bisa dimanfaatkan sebagai pemikat atau penglaris.
"Kata teman-teman, memang mahal harga bambu itu, dan banyak yang bilang bambu petuk itu memiliki energi besar, ya sebenarnya tergantung kepercayaan pribadi masing-masing saja," katanya.
Selang dua minggu kemudian teman yang pernah main ke rumahnya, kembali meneleponnya untuk kembali menawar bambu petuknya tersebut. "Spontan pun langsung saya jawab kalau Rp 20 juta saya lepas, dalam angan-angan saya, masa bambu sampai Rp20 juta, pikir saya tidak mungkin. Tapi saya juga kaget ketika temen bilang dengan cepat bilan setuju dan menutup telpon," ungkapnya.
Dua hari kemudian temannya kembali Yuan dan uang Rp20 juta pun diserahkan untuk membayar bambu panjang 17-18 centimeter.
Dan mulai saat itulah, ia pun gemar berburu bambu-bambu unik, hingga ke daerah-daerah luar Pacitan. Tetapi, bukan perkara mudah untuk mendapatkannya karena secara alamiah, bambu semacam ini memang langka.
"Pernah dua tahun lalu mencari bambu unik ke Sumatra sambil berkunjung ke rumah saudara, tapi tidak dapat, terakhir dapat di Pacitan saja," paparnya.
Hingga saat ini, Yuan sudah empat kali menjual bambu petuk dan jenis bambu unik lainnya dengan harga Rp10 juta ke atas
Menurutnya, tidak ada perawatan khusus untuk bambu unik dan barang-barang unik lainnya, semuanya dia biarkan alami tanpa dipoles atau apapun. "Lebih bagus dibiarkan alami saja, paling cuma dibersihkan dari debu, dan tidak ada perawatan yang istimewa," pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya).
