Halopacitan, Pacitan—Anak sungai Grindulu seperti tidak kehabisan batu untuk dikirimkan ke wilayah persawahan dan area lain.
“Kami hanya bisa berharap bencana ini segera berlalu,” kata Sutris warga dusun Wonosari Desa Karangrejo.
Dia dan masyarakat mencoba untuk memahami bahwa apa yang terjadi merupakan hukum alam yang harus terjadi. Dan manusia hanya diwajibkan belajar dari apa yang terjadi. “Kita dapat belajar dari bencana yang menimpa ini,” tambahnya.
Banjir batu memang seperti menjadi langganan bagi masyarakat di wilayah sepanjang sungai Brungkah. Terakhir saat hujan deras turun pada Rabu (07/03/2018) kejadian tersebut kembali terjadi. Dalam beberapa kali banjir, puluhan hektare sawah yang menjadi sumber penghasilan tidak lagi bisa ditanami karena penuh dengan batu dan pasir.
Hampir tidak mungkin untuk membersihkan lahan tersebut dengan cara manual. Harus ada peran pemerintah yang memiliki sumber daya besar untuk bisa mengatasi masalah tersebut.
Pemerintah desa, untuk mengurangi beban masyarakat, pada Kamis (08/03/2018) mendisitribusikan bantuan untuk warga yang terdampak banjir batu tersebut.
''Pemerintah Desa Karangrejo hari ini menyalurkan bantuan logistik kepada warga di Desa Karangrejo dan di Desa Karanggede, berupa paket sembako kepada warga terdampak bencana banjir, ini hanya sekadar memberi semangat buat warga, walaupun nilanya tidak seberapa, semoga bisa dimanfaatkan,” kata Sukoiri, Kepala Desa Karangrejo.
Pemberian bantuan korban banjir batu di Desa Karangrejo Kamis (06/03/2018)
Bantuan ini diberikan kepada 19 KK di Desa Karangrejo dan 3 KK di Desa Karanggede. Pemerintah desa pun juga mengupayakan bantuan ke pemerintah daerah agar segera turun tangan mengatasi masalah yang dihadapi warga.
"Harapannya kami ke depan semoga bencana yang melanda di Desa kami cepat berlalu, dan bagi warga terdampak bencana semoga lebih tabah menjalaninya,” harapnya. (Sigit Dedy Wijaya)