Berdasarkan data yang dihimpun dari Global Cancer Observatory (lembaga dibawah WHO atau Wolrd Health Organization), terdapat 5.780 penambahan kasus baru kanker mulut pada tahun 2020 lalu di Indonesia. Hal ini semakin diperburuk dengan adanya pandemi COVID 19 sehingga mengakibatkan berkurangnya kesempatan masyarakat untuk melakukan check up.
Merespon kondisi tersebut, empat mahasiswa UGM menciptakan aplikasi android yang dapat digunakan untuk skrining kanker mulut (mengetahui apakah terkena kanker mulut atau tidak). Aplikasi yang berbasis machine learning tersebut kemudian diberi nama 'Sinoma'.
Adapun keempat mahasiswa tersebut adalah Kayla Queenazima Santoso (Teknik Biomedis 2020), Fathan Hudyaussie Santoso (Teknologi Informasi 2019), Mutia Fitri Akmalia (Pendidikan Dokter Gigi 2019), dan Safhira Anggraini Putri (Pendidikan Dokter Gigi 2020).
“(Dengan) Sinoma ini, (kami berharap) semakin banyak masyarakat yang peduli kepada kanker mulut. (Kami berharap) pasien bisa mendapatkan penanganan kanker mulut sejak dini sehingga meningkatkan kemungkinan (untuk) sembuh,” jelas Kayla, seperti dilansir dari laman ugm, Senin (6/9/2021).
Kayla mengatakan bahwa Sinoma dihadirkan agar masyarakat secara mandiri dapat mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker mulut tersebut. Dengan hanya memotret bagian mulut yang dicurigai, pengguna aplikasi Sinoma akan menerima prediksi apakah bagian mulut tersebut terkena kanker mulut atau tidak. Pengguna aplikasi pun juga akan diberi rekomendasi tindakan setelah menerika prediksi tersebut
Tidak hanya itu, aplikasi Sinoma juga menyediakan berbagai informasi seputar penyakit kanker mulut. Terdapat informasi terkait upaya pencegahan, ciri-ciri, dan proses pengobatan penyakit kanker mulut itu sendiri. Untuk memudahkan pengguna, Sinoma juga pun memiliki panduan penggunaan aplikasi.
“Hal ini selaras dengan tujuan yang ingin kami raih yaitu membuat sistem screening dini yang mudah digunakan masyarakat awam, edukatif, dan aman digunakan walaupun saat pandemi,” pungkas Kayla.
Terkait aplikasi Sinoma, Kayla menegaskan bahwa aplikasi ini hanya untuk keperluan penyaringan semata dan bukan untuk mendapatkan diagnosis. Pengguna terkait tetap disarankan mengunjungi spesialis untuk mendapat diagnosis tersebut.
Aplikasi Sinoma merupakan proyek yang berasal dari pendanaan Kemdikbud Ristek dalam ajang Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Karya Cipta tahun 202. Saat ini, aplikasi Sinoma tersebut masih dalam pengurusan administrasi. Setelah proses tersebut selesai, aplikasi pun siap digunakan oleh masyarakat.