Seorang ibu warga Desa Sambong terpaksa mencari air di tempat yang jauh untuk kebutuhan sehari-hari
Halo Berita

Bantuan Air Tak Merata, Warga Mengeluh

  • Sejumlah warga di Desa Sambong yang terdampak kekeringan mengeluhkan bantuan air bersih yang tidak merata. Akibatnya, mereka harus membeli air dengan harga yang cukup mahal.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan –Berdasarkan data yang sejumlah wilayah di Desa Sambong yang mengalami krisis air bersih antara lain terjadi di Dusun Sengon, Nglaban, Nglumbu dan Pagergunung.

" Setidaknya ada 156 kepala keluarga yang terdiri dari 471 jiwa di keempat dusun tersebut kekurangan air bersih," kata Solihin (33) Sekretaris Desa Sambong Sabtu (13/10/2018).

Namun bantuan dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) terlalu sedikit dan tidak merata. Bantuan air bersih kerap hanya menyasar warga yang di pinggir jalan desa.

" Warga yang berada di tengah kampung terpaksa harus blandong [mencari air], sampai ke tetangga dusun, untuk kebutuhan sehari-hari. Terutama untuk minum, itupun masih harus diendapkan semalaman agar tidak keruh," papar Jumilah (55) warga Nglumbu.

Beberapa warga juga terpaksa membeli air bersih. " Satu tanki kapasitas 4000 liter seharga Rp170.000, itu hanya untuk persediaan air selama dua minggu," kata Suyatno (65) warga Dusun Sengon.

Harga ini dirasa sangat berat di tengah sulitnya untuk mendapatkan penghasilan, terutama di musim kemarau.

“Pekerjaan warga mayoritas sebagai buruh tani,  itupun adanya waktu musim penghujan. Saat ini warga cari pekerjaan lain, sebagai pembantu rumah tangga juga ada yang kuli bangunan," tambahnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mengaku telah berusaha maksimal untuk melakukan droping air, namun diakui mereka menghadapi sejumlah kendala.

Windarto, Kepala BPBD Pacitan mengatakan banyak desa yang terdampak kekeringan serta keterbatasan jumlah alat dan sulitnya akses dinilai menjadi faktor utama menghambat maksimalnya suplai air sampai ke berbagai desa.

"Terhitung ada 33 desa di 11 kecamatan yang mengalami krisis air bersih, " ucap Windarto saat dihubungi Halopacitan melalui telepon.

Windarto secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terkena dampak kekeringan, khususnya masyarakat yang belum kebagihan suplai air bersih " Tentunya kami telah melakukan upaya semaksimal mungkin, namun keterbatasan alat dan banyaknya jumlah desa yang terkena kekeringan membuat suplai air kurang maksimal," tambahnya.

Dia mengatakan saat ini ada empat mobil tanki milik BPBD Kabupaten Pacitan yang digunakan untuk droping air bersih secara bergilir.  Dalam sehari mobil tanki tersebut melakukan suplai air sebanyak tiga kali.