Fuad Budi Utomo, petani di Jatimalang melihat tanaman padinya yang ambruk sebelum dipanen
Halo Berita

Banyak Padi Jenis Cibogo di Pacitan Ambruk Sebelum Panen, Ini Penjelasannya

  • Banyak tanaman padi milik petani ambruk sebelum dipanen.  Sebagian besar dialami oleh padi varietas Cibogo. Hal ini menjadikan petani harus rela hasil panennya turun.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari— Sebagian besar tanaman padi yang ambruk adalah varietas Cibogo. Ternyata varietas ini memang memiliki batang yang tidak terlalu kuat. Ditambah dengan cuaca ekstrem yang kerap terjadi akhir-akhir ini, menjadikan tanaman tersebut akhirnya tak kuat berdiri menunggu panen tiba.

 “Hasil panen tahun ini menurun dari sebelumnya, sebenarnya padinya bagus, berisi jauh dari sebelumnya, akan tetapi karena cuaca ekstrem, angin kencang, batang padi tidak kuat nahan, akhirnya padi banyak yang roboh rata dengan tanah,” kata Fuad Budi Utomo, petani di Jatimalang yang tanaman padinya ambruk.

Dia mengatakan jenis padi yang ditanam termasuk jenis padi yang tidak kuat batangnya. “Hal ini menjadikan proses panen yang sangat sulit, karena hampir keseluruhan padi yang roboh kerendem air."

Ia memperkirakan mengalami penurunan hasil panen dibandingkan tahun lalu."Biasanya dalam pemanenan padi mencapai 2,5 ton bisa dibawa pulang. Karena diterjang angin ini turun sekitar setengah ton lebih. Untuk luas lahan yang ditanami padi 3 hektare, dan jenis padi yang ditanam benih bantuan Cibogo,"kata Fuad yang kesehariannya juga bekerja di pemerintahan Desa Jatimalang.

Hal berbeda dialami Puguh, petani di Desa Arjosari yang menanam jenis padi Ciherang setelah sebelumnya ia menggunakan Cibogo.  Ternyata padi miliknya tidak ambruk.

"Memang padi jenis Cibogo itu, walaupun padinya bagus tapi batangnya enggak kuat kalau diterjang angin kencang disertai hujan, soalnya saya tahun lalu atau sekitar tiga kali panen yang lalu juga menggunakan Cibogo, banyak yang roboh ketika ada angin kencang disertai hujan."

Sementara Endang Srihartati ER,SP,  Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Dinas Pertanian mengatakan sebenarnya ada beberapa faktor varietas Cibogo yang ambruk.

Pertama pemupukan urea terlalu tinggi hingga tanaman terlalu subur hingga batang tidak kuat menahan. Kedua pemupukan tidak berimbang, terutama kandungan K rendah di Ponska. “Ketiga pada saat penyerbukan bila angin kencang akan menjadikan penyerbukan tidak sempurna, gabah banyak yang gabuk [tidak berisi],” katanya Rabu (07/03/2018).

Dia mengatakan varietas Cibogo lebih baik ditanam waktu musim kemarau. Karena di musim penghujan juga tidak tahan terhadap serangan bakteri hawar daun (potong leher) yang disebabkan kelembaban udara yang tinggi. (Sigit Dedy Wijaya)