
Baru Lima Tahun, Lapangan Basket dan Panjat Tebing Pacitan Kondisinya Memprihatinkan
Tidak semua daerah bisa memiliki lapangan basket dan panjat tebing yang memadahi. Sayangnya, di Pacitan fasiltias mahal ini justru jarang dipakai dan kondisinya memprihatinkan.
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan—Kabupaten Pacitan memiliki gedung untuk lapangan basket dan panjat tebing yang terletak di Kelurahan Sidoharjo, Pacitan. Fasilitas ini dibangun Kementerian Pemuda dan Olahraga dan diresmikan pada tahun 2013 lalu.
Meski baru berusia kurang dari lima tahun, fasilitas yang seharusnya bisa digunakan para anak muda menumpahkan energi dan emosinya tersebut kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Menurut pantauan Halopacitan, tampak terlihat banyak rumput liar yang dibiarkan tumbuh di sekitar lapangan, beberapa jaring kawat banyak yang koyak dan berkarat. Sementara pintu dan jendela juga sudah banyak yang rusak.
Kondisi di luar pagar lapangan (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Di dalam gedung kondisinya tidak kalah mengenaskan karena penuh coretan-coretan vandalism menggunakan cat. Bahkan lumpur setebal sekitar dua centimeter akibat banjir 2017 lalu juga belum dibersihkan.
Lantai lapangan basket yang seharusnya rata juga banyak terkelupas, sedangkan kondisi dinding panjat tebing terlihat besi-besinya sudah banyak yang berkarat.
Kondisi fasilitas panjat dinding (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Menurut keterangan warga setempat, lapangan basket dan panjat tebing tersebut hampir tidak pernah dipakai. "Saya tidak pernah melihat ada yang memakai. Tetapi idak tahu kalau hari libur atau pas saya tidak ke sawah cari rumput," kata Apriyanto, warga yang hendak cari rumput di sawah Selasa (16/10/2018).
Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga di Disparpora Pacitan Wuryanto mengatakan Kemenpora menghabiskan anggaran sekitar Rp2,4 miliar untuk membangun fasilitas tersebut. "Menurut hibahnya, untuk Panjat tebing Rp780 juta dan lapangan Basket Rp1,6 miliar," terangnya.
Namun dia membantah sarana tersebut terbengkalai. Menurutnya gedung itu baru diserahkan dari pusat kepada daerah sekitar dua bulan lalu, sehingga untuk perawatannya pun masih perlu direncanakan kembali termasuk dalam hal anggaran.

Kondisi lapangan basket (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
"Panjat tebing dan lapangan Bola Basket itu bukan mangkrak, karena masih milik pusat untuk perawatannya pun dari pusat. Agustus 2018 kemarin baru diserahkan oleh pusat kepada daerah, untuk anggaran perawatannya Insyaallah 2019 nanti akan digabung dengan biaya perawatan sarana dan prasarana lainnya," ujarnya.
Dia mengatakan anggaran untuk perawatan sarana prasarana olahraga yang ada di lembaganya dalam satu tahun berkisar Rp170 juta yang dibagi untuk perawatan GOR, Stadion, Wisma Atlet, Gedung Atlet, Gedung Gasibu, Lapangan di Alun-alun dan Lapangan Tenis di Pemkab.
Penuh vandalisme di dalam gedung (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Menurutnya anggaran tersebut masih minim jika harus ditambah untuk perawatan lapangan basket dan panjat tebing. "Mudah-mudahan 2019 nanti ada tambahan anggaran," harapnya.
