Halo Budaya

Benar-Benar Keren, Pacitan Punya Gamelan dari Sampah Beling

  •  PACITAN-Suara gamelan mengalun dengan tenang di kawasan Dusun Nitikan, Desa Sukoharjo Pacitan. Dari suaranya, tidak ada yang aneh. Layaknya notasi gamelan
Halo Budaya
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

PACITAN-Suara gamelan mengalun dengan tenang di kawasan Dusun Nitikan, Desa Sukoharjo, Kecematan Pacitan. Dari suaranya, tidak ada yang aneh. Layaknya notasi gamelan biasa yang bercirikan suara bening. 

Tetapi hal berbeda akan segera terlihat ketika melihatnya dari dekat. Suara gamelan yang ditabuh para ibu-ibu dan remaja itu tidak terbuat dari tembaga atau perunggu. Tetapi dari beling kaca. Benar-benar unik.

Foto: Danang/Halopacitan

Wilahan gamelan seperti untuk saron, demung, atau gender semua terbuat dari kaca. Demikian juga tabung suara yang biasanya menggunakan bambu dan diletakkan berdiri di bawah wilahan gamelan. Semua menggunakan botol bekas. Tetapi anehnya, notasinya tidak berbeda dengan gamelan biasa.

Foto: Danang/Halopacitan

Gamelan unik ini berada di sebuah sanggar yang disebut Song Meri. Sanggar seni ini berada di RT2/RW3 Dusun Nitikan Desa Sukoharjo. Amin Karto Prawiro, pendiri sanggar ini mengatakan Song Meri didirikan sekitar tahun 2012. Menurutnya banyak seni dan tradisi di Nitikan yang harus dijaga.

Sukoharjo sendiri, menurut Amin adalah salah satu desa tertua di Pacitan. “Bahkan Sukoharjo ada sebelum Pacitan itu sendiri berdiri,” katanya dikutip dari channel YouTube Taufiq Saguanto.

Foto: Danang/Halopacitan

Lantas bagaimana sejarahnya gamelan beling ini bisa dibangun? Menurut Amin semua berawal dari pandemi Covid-19. Situasi yang menjadikan banyak seniman tidak memiliki kegiatan. Akhirnya seniman dari Solo, Makasar hingga Malaysia berkumpul di Sanggar Song Meri untuk membuat sesuatu. 

“Saat itu dari solo punya ide membuat gamelan dari kaca atau sampah beling. Akhirnya jadilah gamelan tersebut,” katanya.

Foto: Danang/Halopacitan

Meski memiliki kesamaan dalam bentuk dan notasi, gamelan kaca ini tentu harus mendapat perlakuan berbeda dengan gamelan biasa. Terutama cara memainkan yang harus lebih lembut. Terlalu keras, tentu saja berisiko akan pecah.

Foto: Danang/Halopacitan

Yang mengagumkan tentu saja bagaimana membentuk kaca agar bisa mengeluarkan notasi khusus seperti slendro atau pelog. Jelas bukan perkara yang mudah dan butuh keahlian serta sensitivitas seni tinggi.

Foto: Danang/Halopacitan

Keren. Benar-benar keren…