
Biaya Seikhlasnya untuk Mengenang Sejarah Bangsa
Monumen Jendral Sudirman yang terletak di Desa Pakisbaru kecamatan Nawangan menyimpan sejarah negeri ini. Sayangnya pengunjung hanya dibebani biaya seikhlasnya untuk belajar tentang sejarah bangsanya
Halo Wisata
Halopacitan, Pacitan—Hingga saat ini, destinasi wisata Monumen Jendral Sudirman belum ada retribusi atau tarif untuk masuk ke monumen tersebut. Pengunjung hanya memberikan seikhlasnya untuk masuk ke tempat tersebut.
"Kadang ada yang memberi Rp2.000, kadang juga ada yang memberi Rp5.000, kadang juga tidak ada,” kata Yatno, (47) salah satu penjaga di kawasan wisata tersebut saat ditemui Halopacitan Sabtu (28/04/2018)
Pengunjung di kawasan tersebut sebenarnya sudah lumayan ramai. Tercatat selama bulan Maret 2018 sudah mencapai 1.295 pengunjung dari berbagai daerah. "Selain masyarakat Pacitan sendiri, ada yang dari Wonogiri dan Ponorogo pengunjungnya,” imbuhnya Mengenai perawatan lelaki 47 tahun menjelaskan, pengelola memiliki empat mesin potong rumput.
Kendala lain yang dihadapi pengelola adalah minimnya air terutama saat musim kemarau. Mereka selama ini masih mengambil dari sumber air milik warga dengan dua mesin pompa air. "Setiap ada kegiatan semisal peringantan Hari Pahlawan mau enggak mau harus suplai air dari PDAM, “ tambahnya.
Dia juga mengatakan beberapa fasilitas seperti pintu kamar mandi rusak sementara biaya perawatan sangat minim.
Sampai saat ini monument tersebut memang belum secara resmi dibuka oleh Pemkab Pacitan sehingga belum ada aturan tentang retribusi.
Monumen ini dibangun untuk mengenang gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman di masa perang kemerdekaan. Berdasarkan berbagai catatan monumen dibangun oleh keluarga Alm. Roto Suwarno, seorang seniman sekaligus tokoh yang berjasa di desa Pakis Baru.
Sosok ini juga dikenal merupakan pengawal dari Panglima Jendral Sudirman saat bermakas di Desa Pakis Baru. (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
