Halopacitan, Pacitan— Peyek tumpi memiliki khas dengan taburan kedelai hitam. Peyek ini juga tipis hingga terasa renyah dan rasanya gurih. Saat lebaran, hajatan dan berbagai acara lain, peyek ini pasti bisa ditemui.
Di Pacitan pembuat peyek tumpi ini masih banyak dijumpai. Salah satunya Diana Peyek yang beralamatkan di RT 03 RW 03 dusun Nitikan, Desa Sukoharjo Pacitan.
Nama Diana Peyek, diambil dari nama pembuatnya sendiri, Diana Sari Winastuti. Sebelumnya ia adalah karyawan salah satu toko emas di Pacitan, dan suami bekerja sebagai guru tidak tetap (GTT) di salah satu SD negeri di kecamatan Tulakan.
Diana akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan kemudian merintis usaha ini. Baru satu bulan lalu dia merintis usahanya, tetapi hasilnya sudah mulai terlihat.
Ibu satu anak ini mengaku memilih usaha membuat peyek tumpi karena dia sendiri menyukai makanan tersebut.
"Berawal karena hobi makan camilan peyek tumpi buatan orang tua, akhirnya dengan izin suami, saya berniat membuat peyek tumpi untuk dijual, buat tambah-tambah penghasilan," katanya kepada Halopacitan Minggu (01/04/2018)
Wanita kelahiran Pacitan,1 Desember 1985, mengaku hanya bermodal awal Rp200.000. Keuntungannya cukup lumayan yakni Rp100.000 per hari.
"Sedangkan untuk bahan-bahan pembuatannya hanya sederhana, tepung beras, kemiri, bawang, kunir, garam, minyak dan kedelai hitam secukupnya tergantung berapa kilogram yang akan dibuat. Kalau kami per hari 8-10kg," ujarnya
Peyek buatannya dia kemas dalam ukuran setengah dan satu kilogram dengan harga masing-masing Rp25.000 dan Rp50.000. Walaupun termasuk masih awal merintis, pemasarannya juga sudah luas. Bahkan dia juga menggunakan media sosial untuk memasarkan produknya. “Bahkan sudah dikirim ke Jakarta karena ada yang pesan lewat medsos,” pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya)