Dua pekerja di butik dan konveksi milik Erna
Halo Berita

Buka Butik Modal Rp3 Juta, Kini Erna Punya 14 Mesin Jahit

  • Usaha butik dan konveksi di Pacitan semakin berkembang, banyak lulusan SMK di bidang tata busana atau jahit yang awalnya hanya bekerja ikut orang ataupun perusahaan konveksi kini memiliki usaha sendiri.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Salah satunya Erna Dwi Astuti (28), pemilik Erna Independen's Tailor dan Arjuna Konveksi yang membuka usahanya tersebut di jalan Marsda Iswahyudi nomor 7, RT 01, RW 08 Barehan, Kelurahan Ploso, Pacitan. Erna menggeluti dunia butik sejak tahun 2012, setelah memutuskan berhenti bekerja di salah satu pengusaha butik Pacitan.

Awalnya dia hanya memiliki butik Erna Independen's Tailor, namun tahun 2017 lalu ia mulai melebarkan sayapnya dengan menedirikan konveksi yang diberi nama Arjuna Konveksi, untuk melayani partai besar, seperti seragam, kaos, jaket, bendera, dasi dan sebagainya.

"Setelah lulus SMK 2009, terus bekerja di butik ikut orang di Pacitan saja, sekitar dua tahun keluar coba buka sendiri untuk membuat tas souvenir, dan ada satu pelanggan yang minta untuk dibuatkan baju kemudian semakin lama semakin banyak yang buat baju akhirnya buka usaha butik. Tapi kalau konveksi baru 2017 lalu," kata Erna kepada Halopacitan, Rabu (28/11/2018).

Ia mengatakan awal membuka usaha dia bermodalkan sekitar Rp 3 juta, dan dua mesin obras serta satu mesin jahit biasa. Sekarang ia sudah memiliki 14 mesin, baik jahit ataupun obras.

"Cuma tenaga kerja yang belum banyak, baru dua orang lulusan SMK, dulu pernah praktikum di sini dan setelah lulus baru saya rekrut," ungkap Ibu satu anak tersebut.

Pengusaha di dunia butik ataupun konveksi di Pacitan dalam beberapa tahun terakhir semakin berkembang dan memiliki pelanggan sendiri-sendiri. Rata-rata, cara promosinya pun selain 'gethok tular' atau dari mulut ke mulut dari para pelanggan serta media sosial.

"Sepi sih tidak, setiap hari pasti ada satu kadang dua, ya buat setelan batik, mengecilkan baju atau lainnya, itu butik dan bahannya dari pelanggan. Kalau konveksi rata-rata partai besar seperti buat almamater, kaos, trining dan lainnya dan bahan dari kita," katanya.

Terkait ongkos atau biaya dalam membuat baju setelan atau lainnya tidak bisa ditentukan, karena disesuaikan dengan desain yang diminta oleh pelanggan dan juga tergantung harga benang yang terkadang naik.

"Rata-rata di bawah Rp100.000. dan untuk belanja kain juga benang sebagian dari luar kota kadang juga di Pacitan saja, tergantung banyak tidaknya pelanggan," terang Erna.

Menurutnya, dalam usaha butik hal yang paling rumit adalah saat membuat gaun pengantin yang diperuntukkan saat resepsi pernikahan, dengan tafsiran biaya sekitar Rp3 juta dalam satu pasang.

"Baru sekali buat gaun pengantin, sangat rumit. Kalau biaya untuk buatnya kurang lebih sekitar Rp.3 juta, bahan dari sini dan itu satu pasang, laki-laki satu stel dan perempuan juga satu stel,"  tambahnya.

Terkait omzet yang diperolehnya, ia belum mau membeberkan berapa perolehan dari hasil usaha yang telah dirintisnya sejak enam tahun silam, meski demikian ia pun sangat bersyukur bisa memiliki usaha sendiri terlebih bagi seorang Ibu rumah tangga.

"Alhamdulillah, walaupun tidak banyak bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan kita tidak bekerja dengan orang lagi, apalagi bagi perempuan harus banyak bersama keluarga," kata perempuan 28 tahun tersebut.