Halopacitan, Kebonagung – Sejumlah petani jamur di Dusun Purwosari, Kecamatan Kebonagung Pacitan mengatakan cuaca panas, ditambah hembusan angin kencang, membuat suhu kumbung (ruang penumbuhan jamur) menjadi pengap. Padahal jamur membutuhkan air dengan tingkat kelembaban tinggi.
“Banyak baglog yang tak menumbuhkan jamur, hampir satu kumbung baglognya [tempat menanam jamur] mengering” kata Budoyo (51) salah seorang pembudidaya jamur warga RT01/RW09, Dusun Purwosari.
Akibatnya dalam sehari ia hanya memanen sekitar setengah kilogram jamur tiram dari biasanya bisa mencapai 5 kilogram sekali panen. Dengan harga per kilogramnya saat ini Rp18.000, praktis penghasilannya tidak sampai Rp10.000 per hari. “Padahal biasanya sehari saya dapat keuntungan bersih antara Rp 30.000 – Rp 50.000” ungkapnya kepada Halopacitan Rabu (24/10/2018).
Kondisi itu telah berlangsung selama lima bulan terakhir. Jika ditotal, dalam kurun waktu tersebut dia mengalami kerugian sekitar Rp5 jutaan, belum lagi biaya untuk membeli gas, kapur gamping, bekatul, plastik, dan sebagainya.
Karena kondisinya yang sulit, dia memutuskan untuk menghentikan produksinya untuk sementara waktu, “Mau bagaimana lagi, kondisinya cuacanya seperti ini, ya terpaksa libur dulu” katanya mengeluh.
Keadaan itu membuatnya beralih profesi, membuka usaha las pagar tralis panggilan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.