Pelajar asal Dusun Kampir, Desa Borang melintas jembatan darurat saat berangkat dan pulang sekolah
Halo Pendidikan

Dengan Kebersamaan, Mereka Bisa Menikmati Kesulitan

  • Bencana November 2018 masih menyisakan banyak masalah. Salah satunya jalur yang semakin sulit ditempuh oleh para siswa di Dusun Kampir, Desa Borang, Kecamatan Pacitan.  Jarak ke sekolah yang jauh semakin terasa berat karena jalur jalan yang putus dan becek.

     

     

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari-- Bencana November 2017 lalu membuat jalan penghubung dari Dusun Kampir menuju Desa Borang terputus karena longsor. Hujan yang masih terus mengguyur membuat longsor semakin bertambah.

Warga Dusun Kampir, Desa Borang yang sempat terisolir beberapa hari tidak tinggal diam. Dengan semangat gotong royong mereka akhirnya membuat jembatan darurat dari kayu dan bambu.

Anak-anak sekolah menjadi kelompok yang terdampak kondisi ini. Tetapi mereka tak patah semangat. Jalur sulit ditembus dan menikmati keadaan adalah satu-satunya pilihan agar perjalanan menjadi lebih ringan. Tak ada gunanya menggerutu dan mengeluh. Bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru menjadikan beban kian berat.

Alsa, seorang siswi kelas IX SMP Negeri 1 Arjosari mengatakan setiap hari dia dan teman-teman berangkat ke sekolah pukul 6.15 WIB, melewati jembatan yang dibuat oleh masyarakat dengan bersepeda.”Untuk sampai disekolah saya dan teman-teman menempuh perjalanan 4,5 km,sampai disekolah pukul 6.40 WIB," katanya saat ditemui Halopacitan Kamis (18/01/2018) saat perjalanan pulang sekolah.

Vinda, siswi lainnya, mengaku mencoba menikmati perjalanan dengan teman-temannya. Dia menghindar untuk berangkat sendiri agar tidak merasa berat.

"Jarak 4,5km terasa sangat jauh dan melelahkan kalau ditempuh sendiri, apalagi kondisi jalan dari rumah ke jalan raya masih banyak yang berlumpur. Tetapi kalau bersama teman-teman terasa menyenangkan".

"Sampai di sekolahpun tidak ada sedih atau lelah, bertemu dengan teman dari beberapa daerah membuat saya merasa senang, karena setiap bertemu disekolahan banyak cerita yang menarik dan belum pernah saya dengar di daerah saya.

Kebersamaan menjadi satu cara manjur untuk bisa mengabaikan rasa lelah di samping semangat untuk melihat masa depan yang lebih baik. Mereka sadar sepenuhnya, ilmu menjadi bekal paling utama untuk menuju hari esok.

“Walaupun dalam hati kecil merasa capek dan lelah, karena perjalanan sampai ke sekolah juga jauh, tetapi kebersamaan dengan teman-teman ini sangat menyenangkan dan juga dorongan serta nasehat dari orang tua membuat saya selalu semangat dalam menuntut ilmu dan cita-cita,” kata Azizah, siswi kelas VIII MTs Pembangunan Arjosari. (Sigit Dedy Wijaya).