Desa Semanten, Cikal Bakal Pondok Tremas Pacitan
- Desa Semanten yang berjarak 4 km dikenal juga dengan Desa Santri. Dari sinilah Pondok Pesantren Tremas Pacitan bermula. Meskipun akhirnya berpindah ke Desa Trem
Halo Warga
Desa Semanten yang berjarak 4 km dikenal juga dengan Desa Santri. Dari sinilah Pondok Pesantren Tremas Pacitan bermula. Meskipun akhirnya berpindah ke Desa Tremas Kecamatan Arjosari Pacitan yang berdiri pada tahun 1830.
Sejarah berdirinya Pondok Tremas tidak bisa lepas dari nama besar Raden Bagus Darso yang setelah dewasa mempunyai nama lain KH. Abdul Manan, putra dari R. Ngabehi Dipomenggolo.
Raden Bagus Darso dibawah bimbingan ayahnya mulai merintis dan mendirikan sebuah pesantren di Desa Semanten. Namun, setelah kurang lebih satu tahun, Raden Bagus Darso memutuskan untuk memindahkan pesantrennya ke Desa Tremas, setelah Beliau dinikahkan oleh ayahnya dengan putri Demang Tremas Raden Ngabei Honggowijoyo.
Pendiri Pondok Tremas Pacitan K.H. Abdul Manan, dimakamkan di Desa Semanten. Tak heran makam pendiri Podok Tremas, di Makam Agung Semanten selalu ramai dikunjungi para peziarah baik santri atau masyarakat luar kota Pacitan. Para peziarah dengan khusuk berdoa di makam Beliau yang sejak kecil dikenal mempunyai ilmu tinggi dan kecerdasan luar biasa.
Desa Semanten bukan saja dikenal sebagai Desa Santri tetapi juga dikenal dengan desa UMKM. Dengan jumlah penduduk 1546 jiwa menempari tanah seluas 292,80 ha yang tersebar di tujuh dusun, yaitu Dusun Ngawen 1, Ngawen2, Karajan 1, Karajan2, Krajan3, Krajan4, dan Dusun Duwetan. Desa Semanten bukan dikenal sebagai Desa Santri tetapi juga melesat terbukti UMKM berkembang dengan sangat baik. Sentra industri cendol, pupuk bokasi, perbengkelan dan lain-lain berkembang sangat pesat.
Konsisten dengan julukan Desa Santri, Desa Sematen sangat kental dengan budaya Islami. Kesenian Duror masih berkembang dengan pesat begitu juga dengan Taman Bacaan Al-Quran bagi anak-anak masih terus berkembang.