Bangunan RA Irba Az-Zain
Halo Pendidikan

Di Bangunan Reyot Ini, RA Irba Az-Zain Mencoba Membangun Generasi

  • Sekilas dilihat, bangunan tersebut bukanlah sebuah fasilitas pendidikan, karena memang tidak layak untuk mengemban misi penting tersebut. Tapi apa daya, bangunan yang bisa dikatakan reyot itu ternyata sebuah sekolah.

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari—Bangunan tersebut menjadi tempat kegiatan belajar Raudhatul Athfal (RA) Irba Az-Zain, sebuah lembaga sekolah setingkat Taman Kanak-kanak di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) yang terletak di di RT 02, RW 10, Dusun Karanggondang Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari. Saat ini sudah ada 16 murid dan dua guru yang ada di sana.

Bangunan itu berdiri di tahan desa, dengan luas bangunan sekitar 4x9 meter. Aatap bagian depan sudah terlihat melengkung seperti mau patah dan dinding bangunan hanya dari kasibot. Di bagian dalam, terdapat dua ruangan yang digunakan untuk tempat belajar dan satu lagi untuk sarana bermain.

Sekolah swasta tersebut berdiri sekitar tahun 2009, dua guru pengajar yakni Suratin dan Sumarlan nyaris mengajar  dengan swadaya. Tulisan dalam logo Kemenag yang berbunyi 'Ikhas Beramal' benar-benar mereka hayati karena tidak ada gaji yang diterimanya rutin per bulan dari jerih payah mereka.

Seperti tidak tidak peduli dengan situasi, anak-anak tetaplah anak-anak yang bermain riang dan gembira mengikuti pembelajaran yang ada. Para orang tua pun rela menunggu anak-anak mereka.

"Kalau tidak ditunggu tidak mau sekolah, ya melatih anak biar lebih berani, berkumpul dan belajar dengan teman seusiannya, agar lebih tahu pendidikan dan tidak tertinggal dengan anak-anak di kota," ujar Gito, yang menungu putrinya di dalam ruangan Selasa (27/11/2018).

Sumarlan,  guru yang mengajar sejak sekolah itu didirikan mengatakan bahwa memberikan pelajaran kepada anak-anak tersebut hanya menularkan ilmu yang diperolehnya saat di bangku kuliah. Hal ini dilakukan supaya anak-anak di daerah perbukitan tersebut tidak tertinggal pendidikannya dengan anak-anak yang ada di daerah datar atau kota.

"Yang jelas kita niat untuk memberikan pendidikan agar anak-anak nantinya ketika masuk SD/MI setidaknya sudah ada bekal. Kalau gaji misal ada ya kita terima, kalau tidak ya seperti logo di Kemenag 'Ikhlas Beramal’. Kalau dulu pernah dapat tunjangan fungsional, setelah itu tidak ada," ungkap pria lulusan STITNU Pacitan, tanpa menyebut jumlah besaran upahnya.

Suasana di dalam kelas (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Terkait gedung sekolah, M. Tohir, S.Pdi salah satu guru di MI GUPPI Sedayu II yang juga membantu administrasi di RA Irba Az-Zain mengatakan  sebenarnya warga setempat sudah ada yang mau mewakafkan tanah, akan tetapi untuk pembangunan gedung tentunya butuh biaya yang tidak sedikit.

“Mbah Soimin kemarin mau mewakafkan tanah, lokasinya di dekat MI GUPPI Sedayu II. Kami juga sudah ajukan proposal ke mana-mana untuk pendirian gedung untuk RA, tetapi belum ada tindak lanjut, kalau mau membangun dengan swadaya masyarakat juga tidak mungkin," ungkapnya.

Pihaknya berharap lembaga RA Irba Az-Zain memiliki gedung sendiri, terlebih warga setempat pun sudah ada yang mewakafkan tanahnya. "Sangat berharap punya gedung sendiri, agar administrasi atau pembelajaran lebih tertata dengan baik," imbuhnya.