Hari raya keagamaan dalam hal ini adalah hari raya idul fitri bagi pekerja/buruh yang beragama islam, atau hari raya natal bagi pekerja yang beragama kristen katholik/kristen protestan, hari raya nyepi bagi pekerja yang beragama hindu, hari raya waisak bagi pekerja yang beragama budha dan hari raya imlek bagi pekerja yang beragama khonghucu.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, YP Puspita selaku mediator Hubungan Industrial, Fungsional Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan wajib dibayarkan pengusaha kepada pekerja/buruh atau keluarganya menjelang Hari Raya keagamaan, seperti dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id Selasa (27/4/2021).
Menurutnya, pengusaha wajib memberikan THR keagamaan kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.
THR keagamaan diberikan kepada pekerja yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
Dijelaskannya, besaran THR keagamaan bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 bulan upah.
Sedangkan bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, maka diberikan secara proposional sesuai masa kerja dengan perhitungan, masa kerja dibagi 12 bulan dikalikan 1 bulan upah.
Lebih lanjut dikatakannya, upah 1 bulan yang diberikan dalam THR keagamaan terdiri atas komponen upah pokok tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih, atau upah pokok termasuk tunjangan tetap.
Dalam perhitungan upah, tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat memberikan THR keagamaan yang nilainya lebih besar dari peraturan perundang-undangan, dimana hal tersebut diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang ada di perusahaan.
Bagi pekerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, dan mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. Dan bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
"THR keagamaan wajib dibayarkan oleh pengusaha paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan," tegasnya.