Slamet, salah satu kusir bendi yang beroperasi di Pantai Teleng Ria Pacitan
Halo Wisata

Dokar Sepi Penumpang, Kusir Beralih ke Bendi

  • Dokar di Pacitan semakin ditinggalkan karena penumpangnya semakin sepi. Para kusir dokar pun memilih beralih ke bendi yang beroperasi di tempat wisata.

Halo Wisata
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Bendi sendiri merupakan kendaraan tradisional yang mirip dengan dokar atau delman, tetapi lebih kecil dan hanya membawa dua hingga tiga penumpang termasuk kusir. Pada masa lalu bendi dikenal sebagai kendaraan kaum bangsawan saja, bukan kendaraan umum.

Kini bendi banyak bermunculam di tempat di Pacitan. Bendi dapat dijumpai di Pantai Teleng Ria dan kebanyakan para kusir bendi ini dulunya juga kusir dokar.

Slamet, (50), salah satu kusir bendi, warga Desa Sukoharjo Pacitan, mengatakan, awalnya ia sebagai kusir dokar, tapi semakin sepi penumpang  akhirnya ia beralih menjadi kusir bendi. Dia mulai beroperasi sebagai kusir bendi sudah dua tahun lebih.

"Ada 20 lebih Bendi yang beroperasi disini, sebelumnya saya dulu juga kusir dokar, tapi semakin hari semakin sepi penumpangnya, terus beralihlah ke Bendi, karena teman-teman kusir dokar pada beralih ke bendi,"katanya Sabtu (10/05/2018)

Mengenai tarif naik bendi, lelaki 50 tahun ini mengatakan,"Kalau di bawah (di Pantainya) Rp30.000, tapi kalau di atas (jalan aspal) Rp 25.000,"

Ia mengaku sehabis bencana November tahun lalu, pendapatan dari hasil bendi menurun drastis. Sebelumnya ia bisa bawa pulang Rp200.000 hingga Rp 300.000 lebih.

"Ini paling mentok sehari cuma dapat sekitar Rp100.000 sampai Rp125.000, itupun kalau hari Sabtu, Minggu dan hari libur besar,"katanya

Biasanya mejelang liburan awal puasa ini pengunjung rame dari luar kota dan pada naik bendi, "Kalau tahun lalu menjelang puasa ramai, mudah-mudahan tahun ini bisa ramai lagi, agar yang naik bendi juga bisa meningkat,"harapnya. (Sigit Dedy Wijaya)