Seorang yang terjangkit bakteri difteri suhu tubuh akan tinggi
Halo Berita

Dulur Pacitan Mesti Waspada Ancaman Difteri, Mari Kenali Cirinya

  • Masyarakat Pacitan diminta lebih waspada terhadap peredaran penyakit difteri yang kini sedang mewabah di berbagai wilayah di Indonesia. Apalagi informasi  yang sampai ke Halopacitan menyebutkan bahwa di Puskesmas Bubakan, Tulakan sudah ditemukan dua pasien yang positif terkena penyakit mematikan ini.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan- Kepala Puskesmas Pacitan dr Bambang Irawan mengatakan, penyebaran penyakit difteri dapat berlangsung cepat jika tidak segera diantisipasi. Salah satu langkah terbaik adalah melakukan pencegahan melalui pemberian vaksin difteri dengan imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis).

Menurut dr Bambang, pemberian imunisasi DPT dilakukan sejak usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan dan usia 4-6 tahun. Pemberian imunisasi ini biasa dilakukan melalui posyandu, sekolah, puskemas dan rumah sakit tanpa dipungut biaya alias gratis.

Bagi warga yang merasakan gejala  difteri, dr Bambang menyarankan agar segera datang ke Puskesmas terdekat. “Setelah dilakukan pemeriksaan akan diketahui apakah perlu dirujuk ke Rumah sakit atau cukup berobat jalan. Pengobatan difteri bisa dilakukan dengan serum ADS yang ada di Rumah Sakit,” jelasnya kepada halopacitan, Kamis (14/12/2017).

Bagaimana ciri-ciri seorang terkena penyakit difteri? dr Bambang menjelaskan, seorang yang terjangkit bakteri difteri akan merasakan suhu tubuhnya tinggi, munculnya selaput tebal warna abu-abu di tenggorokan, ketika menelan terasa sakit, sesak nafas dan leher bengkak seperti leher sapi akibat kelenjar leher yang membengkak.

Penyakit ini dapat menyerang semua golongan usia, terutama yang belum pernah melakukan imunisasi difteri. Penularannya dapat melalui percikan ludah dan barang-barang pribadi yang sudah terkontaminasi bakteri. Sehingga apabila ada salah satu anggota keluarga yang terjangkit difteri, maka potensi penyakit ini menular kepada anggota keluarga lain sangat besar.

“Penyebaran difteri sangat mudah. Apalagi sebagai dampak bencana kemarin tentunya banyak warga yang fisiknya menurun. Ini juga bisa memicu beragam penyakit, termasuk difteri,” ujarnya.

Data Kementerian Kesehatan mencatat, sampai bulan November 2017 terdapat 95 kabupaten/kota yang mengalami kasus difteri di 20 provinsi di Indonesia. Saat ini juga sudah 11 provinsi yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) difteri periode Oktober dan November 2017 yakni Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. (TS)