Halopacitan, Pacitan – Tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang tersebut, selain sebagai bentuk rasa syukur juga sebagai gambaran saling berbagi kepada sesama warga.
Untuk tahun ini, Entas-Entus digelar Minggu (18/11/2018). Acara dimulai dengan kirab keliling kampung untuk mengambil hasil olahan hasil panen masyarakat seperti, nasi tumpeng, urap, pisang dan berbagai jajanan tradisional. Semua makanan itu kemudian dibagikan kepada warga khususnya yang tidak memilik lahan kebun maupun sawah.
“Tradisi Entas-Entas ini sudah ada sejak zaman mbah-mbah dulu. Kapan tepatnya saya kurang tahu,” kata Amin Udin Sastro Prawiro (37) Ketua Sanggar Seni Songmeri di sela-sela acara yang digelar di Kompleks Sanggar Seni Songmeri.
Dalam perjalananya tradisi tersebut mengalami berbagai inovasi, termasuk penambahan unsur hiburan seperti Wayang Beber dan pertunjukan musik untuk menarik warga datang berkumpul.
“Di setiap suguhan hiburan-hiburan itu mengandung pesan dan wejangan kepada kita untuk gotong royong menjaga alam dan lingkungan, supaya tidak ada balak,” tambahnya.
Indrata Bayu Aji Salah Anggota DPRD Ketua Komisi Dua Kabupaten Pacitan yang hadir dalam acara tersebut mengatakan tradisi Entas-Entas harus terus dilestarikan karena mengandung pesan yang cukup mendalam. “Harapan kami ke depannya Entas-Entas bisa menjadi wisata budaya Pacitan,” harapnya