Gula jawa dalam kemasan cantik
Halo Berita

Gulo Cokot, Gula Jawa dalam Kemasan Cantik dan Modern

  • Pacitan, termasuk wilayah penghasil gula jawa atau gula merah yang selama ini dibuat dalam bentuk tradisional menggunakan cetakan tempurung kelapa atau bambu. Kini inovasi baru pun diciptakan.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Donorojo—Kelompok usaha binaan dari pendamping Progam Keluarga Harapan (PKH) di Desa Gendaran dan Desa Sukodono Kecamatan Donorojo membuat inovasi dengan mengemas gula layaknya permen yang menarik.

Ide itu muncul dari pendamping PKH, yang awalnya di suguhi kopi dengan gula jawa yang dipotong kecil-kecil sebagai pelengkap.  Akhirnya munculah ide sederhana tetapi menarik. Kenapa gula jawa tidak dikemas kecil-kecil supaya lebih terlihat menarik dan harga jualnya lebih tinggi.

Produk inipun merka namakan sebagai Gulo Cokot yang dalam terjemahan bebasnya adalah gula yang pas untuk digigit.

Ide itu kemudian dipraktikkan oleh kelompok binaan PKH di Kecamatan Donorojo. “Ada dua kelompok yang menerapkan ide tersebut, dan setiap kelompok diisi 20 orang. Inovasi tersebut dijalankan kurang lebih baru sekitar satu bulan belakangan ini,"ujar Wulan Fitriana, pendamping PKH Wilayah Donorojo

Ia menambahkan pembuatannya pun cukup simpel, seperti membuat gula jawa biasa dengan nira kelapa. Bedanya tanpa pengawet atau lerak, tanpa campuran gula pasir. “Untuk itu sebaiknya simpan di kulkas biar tidak cepat meleleh,” katanya kepada Halopacitan, Rabu (25/04/2018).

Gula jawa yang sudah jadi kemudian dipotong kecil-kecil, dibungkus dengan daun kelapa kering dan klobot jagung, setelah itu baru di masukkan toples.

Modal pembuatannya cukup murah yakni sekitar Rp200.000, termasuk untuk membeli toplesnya. Dengan modal sebesr itu mereka bisa menghasilkan sekitar 15 toples berisi 25 butir perman gula jawa. Satu toples harganya sekitar Rp25.000. Artinya dengan modal Rp200.000 mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp375.000.

"Untuk pemasarannya sementara ini baru via online dan lewat BUMDES setempat. Alhamdulillah dengan kemasan seperti ini membuat nilai jual lebih tinggi dan lebih menarik,” tambahnya.

Faredhi Araneta Koordinator PKH kabupaten menjelaskan produk ini sudah memiliki izin usaha mikro (IUM) dan dalam proses mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). “Kami berharap ke depannya bisa menambah penghasilan dari kelompok binaan Progam Keluarga Harapan tersebut dan bisa dipasarkan luas bukan hanya di Pacitan saja,”pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya)