
Harga Sayuran Anjlok, Petani Lagi-Lagi Tak Berdaya
Petani kembali tidak berdaya karena penurunan harga sayur di pasar. Hasil penjualan disebut tidak menutup biaya yang harus dikeluarkan.
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan—Para petani sayuran di Dusun Krajan Desa Semanten, Kecamatan Pacitan, mengaku sudah sepekan lebih harga sayuran turun bersamaan dengan datangnya masa panen. Cabai rawit yang semula bisa mencapai Rp20.000 lebih saat ini hanya Rp7000-Rp13.000, per kilogram.
"Harga cabai rawit yang sudah merah saya jual ke pedagang Rp12.000, kalau di pasar Rp13.000 per kilogramnya, kalau yang cabai rawit hijau Rp7000," kata Istiyah (46), warga di Dusun Krajan IV Desa Semanten Senin, (24/09/2018).
Tidak hanya cabai, harga sayuran lain juga turun seperti kangkung hanya dijual Rp750 dari semula Rp 1.000-Rp1.500 per ikat. Sedangkan bayam juga turun Rp500 menjadi Rp1.000 per ikat.
Merosotnya harga komoditi sayuran tersebut, menurutnya tidak sesuai dengan biaya tanam dan perawatan dari beli benih, pupuk dan penyiraman lahan.
"Untuk beli benih cabai per biji Rp500 tinggal kalikan dengan kebutuhan tanam, belum untuk penyiraman lahan per petak Rp80.000, untuk sewa diesel, untung saya punya diesel sendiri. Penyiramannya kalau pohon cabai sudah besar begini dua minggu sekali," terangnya.
Istiyah menambahkan, sebelum ditanami sayuran, lahan diolah untuk tanam padi, berhubung musim kemarau, sebagian besar petani padi di daerah tersebut beralih ke sayuran, polo pendem, maupun rumput gajah.
"Setelah tanam padi, terutama saya tanami cabai, setiap panen belum pernah saya merasakan harga yang sampai Rp90.000-Rp100.000, pernah sekali dulu jual paling tinggi Rp27.000," ujar Ibu dua anak ini.
Meski harga turun, petani tidak ada pilihan kecuali menjual hasil panennya. "Setidaknya ada yang yang bisa ditukar dengan uang, baik untuk biaya sekolah anak maupun untuk keperluan lainnya," pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya)
