Konferensi pers tahun 2012 tentang perangko PBB yang dikeluarkan untuk memperingati Hari Autisme Sedunia. Foto PBB / Mark Garten
Halo Berita

Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Yuk Kenali Ciri Anak Autis

  • Setiap tanggal 2 April 2021 diperingati sebagai Hari Kesadaran Autisme Sedunia. Tahun 2021 ini merupakan peringatan hari anak autis yang ke-14. Hari Kesadaran Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day) telah diselenggarakan setiap tahun sejak 9 September 1989.

Halo Berita
SP

SP

Author

Setiap tanggal 2 April 2021 diperingati sebagai Hari Kesadaran Autisme Sedunia. Tahun 2021 ini merupakan peringatan hari anak autis yang ke-14. Hari Kesadaran Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day) telah diselenggarakan setiap tahun sejak 9 September 1989.

 

Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat mendeklarasikan 2 April sebagai Hari Kesadaran Autisme Sedunia (A / RES / 62/139). Hal tersebut ditetapkan pada 18 Desember 2007, untuk menyoroti kebutuhan dalam membantu meningkatkan kualitas hidup penyandang autisme sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang penuh dan bermakna sebagai bagian masyarakat yang tidak terpisahkan.

 

Mengutip dari autismspeak.org, pada tahun 2020, CDC melaporkan bahwa sekitar 1 dari 54 anak di AS didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Menurut data tahun 2016,  1 dari 34 anak laki-laki diidentifikasi dengan autisme dan 1 dari 144 anak perempuan diidentifikasi dengan autism.

 

Anak laki-laki empat kali lebih mungkin didiagnosis autisme dibandingkan anak perempuan. Sebagian besar anak masih didiagnosis setelah usia 4 tahun, meskipun autisme dapat didiagnosis dengan andal sejak usia 2 tahun.

 

Sejumlah 31% anak-anak dengan ASD memiliki disabilitas intelektual (intelligence quotient [IQ] <70), 25% berada dalam kisaran batas (IQ 71-85), dan 44% memiliki skor IQ rata-rata hingga di atas kisaran rata-rata (mis., IQ> 85).

 

Autisme mempengaruhi semua kelompok etnis dan sosial ekonomi. Kelompok minoritas cenderung didiagnosis belakangan dan lebih jarang.

 

Intervensi dini memberikan kesempatan terbaik untuk mendukung perkembangan yang sehat dan memberikan manfaat sepanjang umur. Tidak ada deteksi medis untuk autisme.

 

Usia diagnosis autisme dan intensitas tanda awal autisme sangat bervariasi. Beberapa bayi menunjukkan petunjuk di bulan-bulan pertama mereka. Di sisi lain, perilaku menjadi jelas pada usia 2 atau 3 tahun. Tidak semua anak autis menunjukkan semua tanda tersebut. Banyak anak yang tidak memiliki autisme menunjukkan beberapa. Itulah mengapa evaluasi profesional sangat penting.

 

Mengutip dari aladokter.com, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3 karakteristik utama, sebagai berikut.

 

Kesulitan komunikasi

Masalah komunikasi yang kerap dialami anak penderita autisme, antara lain sulit berbicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini kemudian membuatnya sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.

 

Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang beberapa waktu lalu didengarnya, mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang bersenandung, atau sering tantrum.

 

Gangguan dalam berhubungan sosial

Salah satu ciri-ciri anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhap perasaannya sendiri atau pun orang lain.

 

Oleh karena itu, anak autis biasanya tidak mudah berteman, bermain dan berbagi mainan dengan teman, atau fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.

 

Gangguan perilaku

Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan autisme.

  • Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
  • Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
  • Melakukan tindakan atau gerakan tertentu dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
  • Hanya menyukai objek atau topik tertentu
  • Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding
  • Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku
  • Sulit tidur

 

Kendati demikian, gejala autisme tidak selamanya buruk. Beberapa anak dengan autisme ada yang memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama dan tertarik mempelajari seni musik dan menggambar.

 

Bagaimana Cara Memastikan bahwa Anak Menderita Autisme?

Ciri-ciri anak autisme terkadang juga bisa menyerupai gangguan lain, seperti gangguan pendengaran, depresi pada anak, gangguan cemas, sindrom Asperger, serta reaksi trauma akibat kekerasan. Oleh karena itu, anak yang dicurigai menderita autisme perlu diperiksakan ke dokter anak.

 

Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakan anak. Dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.

 

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar.

 

Dokter akan menentukan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak secara menyeluruh. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mampu hidup mandiri ketika ia dewasa nanti.