
Hati-Hati, Potensi Kebakaran Hutan di Pacitan Tinggi
Memasuki musim kemarau masyarakat Pacitan diminta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan—Bambang Supriyanto, Kepala Seksi Pengendalian Dan Operasional Pemadam Kebakaran Pacitan mengatakan selam tahun 2018 baru satu terjadi kebakaran hutan yakni di Desa Kayen Selada (10/07/2018) lalu dengan luas lahan yang terbakar sekitar 3-4 hektare.
"Kalau tahun 2017 lalu yang kita datangi sekitar tujuh kejadian, tetapi kalau kabar, karena kita tidak sampai atau tidak bisa menjangkau karena lokasi seperti ke Bandar, Wonokarto, dan sebagainya itu [kebakaran] setiap kecamatan ada," ujarnya, Kamis (12/07/2018)
Menurutnya kebakaran hutan saat musim kemarau terjadi karena kelalaian manusia. "Misalnya orang tanpa sengaja membuang putung rokok sembarangan waktu di hutan, karena banyak dedaunan yang kering dan mudah terbakar sehingga terjadi kebakaran besar," terangnya
Adapun antisipasi dari tim Damkar terkait kebakaran hutan menurut Bambang adalah sulitnya menjangkau tempat tersebut, sehingga dalam mengantisipasi pihaknya mengirimkan personel terlebih dulu ke tempat terjadinya kebakaran,
"Seandainya kebakaran merambat ke rumah penduduk kita sudah siap mengantisipasi, tetapi kalau ke hutannya saya yakin sangat sulit, jadi antisipasinya hanya menjauhkan api dari rumah-rumah penduduk," jelasnya
Bambang mengatakan risiko kebakaran hutan di Pacitan cukup tinggi dan yang mengkhawatirkan banyak permukiman warga yang dekat dengan kawasan hutan.
Sementara Eko Budi Prasetyo, Asisten Perhutani/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pacitan mengatakan semua lokasi kawasan hutan di Pacitan rawan kebakaran," Karena bahan yang mudah terbakar cukup banyak, terutama pinus seperti di Tegalombo, Bandar, Nawangan memang riskan kebakaran hutan," ujarnya
Pihaknya pun selalu mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan, seperti pemasangan spanduk hingga membentuk Satgas Damkar yang melibatkan masyarakat sekitar hutan.
"Misal kawasan hutan pinus terbakar jika tidak melibatkan masyarakat sekitar hutan dan pengelola getah pinus, nanti kalau terjadi kebakaran mata pencaharian mereka pun akan hilang," terangnya
Eko mengatakan terkait kejadian kebakaran yang terjadi di kawasan hutan milik perhutani atau hutan negara dengan luas lahan total 2065 hektare, sejak tahun 2017 lalu hingga saat ini belum ada kejadian.
"Belum ada laporan kebakaran hutan, kalau toh ada mungkin kecil-kecil yang bisa ditangani, sehingga tidak melebar luas," pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya)
