Pascavaksinisasi, sekitar tahun 2021 nanti, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan program diskon pariwisata. Program ini demi mendorong daya beli wisata domestik dan kembali menggeliatkan objek-objek wisata yang selama pandemi ini redup.
Berbagai strategi sudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan tren pariwisata. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo. Program yang dirancang mencakup diskon sejumlah industri terkait pariwisata, termasuk hotel, restoran, jasa transportasi, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
“Yang lainnya (di luar hotel dan restoran) akan dijadikan satu dalam paket ini. Tentunya akan bekerja sama dengan stakeholders. Harapannya membantu industri agar bisa pulih kembali,” kata Angela, Jumat, 16 Oktober 2020, kemarin seperti dilansir Trend Asia.com.
Sementara untuk program pariwisata jangka panjang akan diarahkan pada peningkatan pengeluaran atau spending dari wisatawan domestik. Pasalnya, potensi wisata domestik sangat besar dan harus dimaksimalkan.
Hal ini dapat dilihat dari data Kemenparekraf, tercatat pada 2019 terdapat kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 16,1 juta orang dengan total pengeluaran sebesar Rp274 triliun. Sementara, untuk wisatawan domestik tercatat ada sebanyak 282 juta orang dengan total pengeluaran mencapai Rp307 triliun.
“Jadi, ini sebenarnya masih bisa di-push. Ini PR tersendiri bagaimana meningkatkan spending volume perjalanan wisatawan nusantara,” kata Angela.
Selain itu, Angela juga mengatakan terdapat potensi orang Indonesia yang sebelumnya pergi ke luar negeri. Berdasarkan data The World Tourism Organization (UNWTO), pada 2018 jumlahnya ada sekitar 9,5 juta orang dengan pengeluaran sebesar Rp150 triliun.